BUKU MANAJEMEN KEPERAWATAN | untuk |
AGF Consulting
Management Research, Training & Consulting Services
Wisma Daya, Jl. Asemka No. 21 Jakarta, Telp. (021) 2600837, Telp/Fax (021) 2600907
Jl. Karang Rejo Barat No. 41, Telp/Fax (024) 8312963, Semarang
E-mail : augustyf@hotmail.com
Performance Monitoring :
Rangkuman oleh
S.E.I. Sriyanti
Desember 2003
Tuntutan
Masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai
suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu
Pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam
pengembangan ke masa depan.
Perawat
harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan
masyarakat , dan menjadi tenaga perawat yang professional.
Pengembangan dalam
berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling
bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan.Oleh karena
itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan , ilmu
keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan
Indonesia dalam proses profesionalitas.Proses profesionalisasi merupakan
proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima
secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistim pelayanan kesehataan.
Keperawatan Indonesia
sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan keperawatan
sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan dalam aspek
keperawatan yaitu : penataan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan
dan asuhan keperawatan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan
penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan.
Perubahaan-perubahaan
ini akan membawa dampak yang positif seperti makin meningkatnya mutu
pelayanan kesehatan/keperawatan yang diselenggarakan, makin sesuainya
jenis dan keahlian tenaga kesehatan/keperawatan yang tersedia dengan
tuntutan masyarakat, bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga
kesehatan.Oleh karena alasan-alasan di atas maka Pelayanan keperawatan
harus dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya Manajemen
Keperawatan.
Manajemen
Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di
Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan
Aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.
Untuk
lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu
mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi
keperawatan, bagaimana tugas dan tanggung-jawab dari masing-masing
personil di dalam organisasi yang pada akhirnya akan membawa kita untuk
lebih mengerti bagaimana konsep dasar dari Manajemen Keperawatan itu sendiri.
A. PERAN, FUNGSI DAN TUGAS TENAGA KEPERAWATAN
A.1 PERAN
Peran Perawat Kesehatan
a. Pelaksana Pelayanan Keperawatan
Perawat
bertanggung-jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari yang
bersifat sederhana sampai pada yang paling kompleks kepada pasien,
keluarga, kelompok dan masyarakat
b. Pengelola dalam bidang Pelayanan Keperawatan
Tenaga
keperawatan secara fungsional mengelola pelayanan keperawatan termasuk
perlengkapan, peralatan dan lingkungan.Disamping itu membimbing petugas
kesehatan yang berpendidikan lebih rendah, bertanggung-jawab dalam hal
administrasi keperawatan baik di masyarakat maupun di dalam institusi
dalam mengelola pelayanan keperawatan untuk pasien, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
c. Pendidik Pelayanan Keperawatan
Tenaga
Keperawatan bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan dasar bagi tenaga kesehatan lainnya dan tenaga anggota
keluarga.
A.2 FUNGSI TENAGA PERAWAT
Tenaga keperawatan diharapkan dapat melaksanakan fungsi (pada pasien-pasien yang dirawat) sebagai berikut :
a. Menentukan kebutuhan kesehatan pasien dan mendorong pasien untuk berperan serta di dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
b. Memberikan
penyuluhan kesehatan mengenai kebersihan perorangan, kesehatan
lingkungan, kesehatan mental, gizi, kesehatan ibu dan anak, pencegahan
penyakit dan kecelakaan.
c. Memberikan
Asuhan Keperawatan kepada pasien yang meliputi perawatan darurat,serta
bekerjasama dengan dokter dalam program pengobatan
d. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi dan menerima rujukan dari organisasi kesehatan lainnya.
e. Melaksanakan pencatatan pelaporan asuhan Keperawatan.
A.3 TUGAS
Sebagai penjabaran dari fungsi maka tugas tenaga keperawatan adalah :
a. Memelihara kebersihan dan kerapihan di dalam ruangan
b. Menerima pasien baru
c. Melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode proses keperawatan
d. Mempersiapkan pasien keluar
e. Membimbing dan mengawasi pekarya kesehatan dan pekarya rumah tangga
f. Mengatur tugas jaga
g. Mengelola peralatan medik dan keperawatan, bahan habis pakai dan obat
h. Mengelola administrasi
B. PROFIL PERAWAT PROFESIONAL
Pelayanan Keperawatan di masa mendatang harus dapat memberikan Consumer Minded terhadap pelayanan yang diterima.Implikasi pelayanan keperawatan akan
terus mengalami perubahaan dan hal ini akan dapat terjawab dengan
memahami dan melaksanakan karakteristik perawat professional dan perawat
millennium. Menurut Nursalam Peran perawat di masa depan harus
berkembang seiring dengan perkembangan IPTEK dan tuntutan kebutuhan
masyarakat, sehingga perawat, dituntut mampu manjawab dan mengantisipasi
terhadap dampak dari perubahan.Sebagai Perawat professional maka peran
yang diemban adalah “CARE” yang meliputi :
|
COMMUNICATION
|
C =
|
COMPLETE
|
| |
A =
|
ACCURATE
|
| |
R =
|
RAPID
|
| |
E =
|
ENGLISH
|
A =
|
ACTIVITY
|
C =
|
COOPERATIVE
|
| |
A =
|
APPLICABLE
|
| |
R =
|
RESPOSIVE
|
| |
E =
|
EMPATHY
|
R =
|
REVIEW
|
C =
|
CONSIDERED
|
| |
A =
|
APPROPRIATE
|
| |
R =
|
REASONED
|
| |
E =
|
EVALUATED
|
E =
|
EDUCATION
|
C =
|
COMMITED
|
| |
A =
|
ACADEMIC
|
| |
R =
|
RESEARCH
|
| |
E =
|
EXTENDED
|
Perawat
memberikan pelayanan keperawatan harus dapat berkomunikasi secara
lengkap, adekuat, cepat. Setiap melakukan komunikasi (lisan dan tulis)
harus memenuhi tiga syarat di atas dan juga harus mampu berbicara dan
menulis dalam bahasa asing minimal bahasa inggris.
Prinsip
melakukan aktifitas/pemberian asuhan keperawatan harus dapat
bekerjasama dengan teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya, khususnya
tim medis sebagai mitra kerja dalam memberikan asuhan kepada
pasien.Ativitas ini harus ditunjang dengan menunjukan suatu kesungguhan
dan sikap empati dan bertanggung-jawab terhadap setiap tugas yang
diemban.
Tindakan keperawatan harus dilakukan dengan prinsip : “CWIPAT”
C : Check the orders & Equipment
W : Wash Your hands
I : Identify of Patient
P : Provide for Safety &Privacy
A : Asses the Problem
T : Tell the person or teach the patient about what you are going to do
Prinsip
utamanya adalah moral dan Etika keperawatan. Dalam memberikan setiap
asuhan keperawatan perawat harus selalu berpedoman pada nilai-nilai etik
keperawatan dan standar keperawatan yang ada serta ilmu keperawatan.
Untuk
menghindari kesalahan dalam pelaksanaan peran ini maka perawat harus
berpegangan pada prinsip-prinsip etik keperawatan yang meliputi :
Ø Justice : Asas keadilan
Setiap prioritas tindakan yang diberikan harus berdasarkan kondisi pasien, tidak ada diskriminasi pasien dan alat
Ø Autnomy : Asas menghormati otonomi
Setiap manusia mempunyai hak untuk menentukan tindakan terhadap dirinya sendiri
Ø Benefienc : Asas Manfaat
Setiap tindakan yang diberikan kepada klien harus bermanfaat bagi klien dan menghindarkan dari kecacatan
Ø Veracity : Asas kejujuran
Perawat dalam berkomunikasi harus mengatakan yang benar dan jujur kepada klien
Ø Confidentiality : Asas Kerahasiaan
Apa yang dilaksanakan oleh perawat harus didasarkan pada tanggung-jawab moral dan profesi
Perawat
harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap profesi dengan jalan
terus menerus menambah ilmu melalui melalui pendidikan formal/nonformal,
sampai pada suatu keahlian tertentu.
Pengembangan pelayanan keperawatan yang paling efektif harus didasarkan pada hasil temuan-temuan Ilmiah yang dapat diuji ke-sahihannya.
C. PROFIL PERAWAT MILLENIUM
Karakteristik Perawat Millenium :
|
C : Career
A : Activity
R : Role
E : Enhancement
1. Career
Perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, harus mempunyai dasar
pendidikan yang memadai, karena dengan keahlian dan dasar pendidikan
yang tinggi sebagai indicator jaminan kualitas pelayanan kepada konsumen
dan menghindarkan dari kesalahan-kesalahan yang fatal. Perawat juga
harus memahami bagaimana konsep manajemen secara keseluruhan, khususnya
Manajemen Keperawatan.
2. Activity
Perawat harus memahami tentang semua tindakan yang dilakukan, baik dari segi keilmuan maupun etik dan moral Keperawatan.
3. Role
Dalam
melaksanakan perannya, perawat dituntut mampu bekerjasama dengan
profesi lain. Oleh karena itu Perawat harus dapat membedakan peran yang dimaksud.
4. Enhancement
Prinsip
utama pelayanan keperawatan adalah pengembangan diri secara
terus-menerus seiring dengan perkembangan jaman yang dinamis, berubah
setiap saat.Perawat dituntut untuk menunjukan independensi dalam
memberikan asuhan dan tumbuhnya rasa percaya diri
yang tinggi.Hal ini bisa ditempuh dengan mulai mempersiapkan diri dan
membekali diri yang baik mulai sekarang.
Dengan
memahami bagaimana karakteristik Perawat Profesional & Milenium
seperti yang sudah dijelaskan di atas maka diharapkan agar para
perawat mau mengembangkan dirinya masing-masing dengan mengikuti
pelatihan-pelatihan untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya agar dimasa mendatang mampu memenuhi kriteria-kriteria dari perawat profesional dan perawat millenium.
Pada langkah awal kita perlu memahami terlebih dahulu apa yang dimaksudkan dengan Manajemen Keperawatan
Manajemen
merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan
suatu kegiatan di organisasi.Sedangkan Manajemen Keperawatan adalah :
proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional.
Proses
Manajemen Keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga
diharapkan keduanya saling menopang.Sebagaiman yang terjadi di dalam
proses keperawatan, di dalam Manajamenen Keperawatan-pun terdiri dari
Pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi hasil.Karena Manajemen Keparawatan mempunya kekhususan terhadap
mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam
proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses
keperawatan. Bagaimana langkah-langkah di dalam Proses Manajemen
Keperawatan akan dijelaskan di dalam proses Manajemen Keperawatan di
bawah ini
B. PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN
Proses
adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Di
dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa sebuah pembebasan
dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi, argumentasi
pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan kemudahan dari kebebasan
maksimal.Di dalam proses manajemen Keperwatan, bagian akhir adalah
perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok pasien.
Proses Manajemen Keperawatan :
1. PENGKAJIAN – PENGUMPULAN DATA
Pada
tahap ini perawat dituntut tidak hanya megumpulkan informasi tentang
keadaan pasien, melainkan juga mengenai institusi (rumah
sakit/puskesmas), tenaga keperawatan, administrasi dan bagian keuangan
yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan.
Pada
tahap ini harus mampu mempertahankan level yang tinggi bagi efisiensi
salah satu bagian dengan cara menggunakan ukuran pengawasan untuk
mengidentifikasikan masalah dengan segera, dan setelah mereka terbentuk
kemudian dievaluasi apakah rencana tersebut perlu diubah atau prestasi
yang perlu dikoreksi.
2. PERENCANAAN
Perencanaan
disini dimaksudkan untuk menyusun suatu rencana yang strategis dalam
mencapai tujuan, seperti menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan
kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja,
memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatan
yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat
mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakkan kebijaksanaan dan
prosedur operasional untuk mencapai visidan misi yang telah ditetapkan.
4. PELAKSANAAN
Pada
tahap ini Manajemen Keperawatan memerlukan kerja melalui orang lain,
maka tahap implementasi di dalam proses manajemen terdiri dari dan
bagaimana memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang telah
direncanakan.
4. EVALUASI
Tahap
akhir dari proses manajerial adalah melakukan evaluasi seluruh kegiatan
yang telah dilaksanakan.Pada tahap ini manajemen akan memberikan nilai
seberapa jauh staf mampu melaksanakan tugasnya dan mengidentifikasi
factor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.
Sistim di dalam manajemen Keperawatan :
a. Pengumpulan data
Personalia, Pasien, Peralatan dan persediaan
b. Perencanaan
Tujuan, Sistim, Standar, Kebijaksanaan, Prosedur, Anggaran
c. Pengaturan
Tabel organisasi, Evaluasi Tugas, Deskripsi kerja, Pembentukan kerjasama tim
d. Kepegawaian
Klasifikasi
pasien, penentuan kebutuhan staff, rekrutmen, pemilihan orientasi,
penjadualan, penugasan, minimalisasi ketidakhadiran, penurunan
pergantian, pengembangan staff.
e. Kepemimpinan
Penggunaan
kekuatan, pemecahan masalah,pengambilan keputusan, mempengaruhi
perubahan, menangani konflik, komunikasi dan analisa transaksional.
f. Pengawasan
penelitian,
Jaminan Keselamatan, Audit pasien, penilaian prestasi, disiplin,
hubungan pekerja tenaga kerja, sistim informasi komputer
A. VISI & MISI KEPERAWATAN
Sebagai
langkah awal di dalam Manajemen Keperawatan yang harus dilakukan adalah
mengumpulkan segala informasi yang dibutuhkan di dalam Manajemen
Keperawatan baik tentang pasien, tenaga perawat dan
sebagainya.Pengumpulan data ini bisa dilakukan dengan menggunakan
analisis SWOT : bagaimana kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman
bagi organisasi Keperawatan
Data-data
yang sudah dikumpulkan akan dijadikan dasar untuk melakukan
identifikasi terhadap masalah-masalah yang mungkin ada di Rumah sakit
yang memiliki hubungan erat dengan Praktek keperawatan di Rumah sakit.
Untuk itu sebelumnya kita akan menentukan dulu apa visi dan misi dari Keperawatan.
Visi Keperawatan
Visi
Keperawatan diartikan sebagai Pernyataan keyakinan tentang keperawatan
dan manifestasi dari nilai-nilai dalam keperawatan yang digunakan untuk
berfikir dan bertindak.
Visi
ini dimaksudkan agar perawat harus dapat mempunyai sudut pandang dan
pengetahuan yang luas tentang manajemen dan proses perubahaan yang
terjadi saat ini dan akan datang.
Misi Keperawatan
Misi
dapat diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi
keperawatan dalam melaksanakan visi yang telah ditetapkan, yaitu menjaga
dan mengawasi sustu proses profesionalisme keperawatan Indonesia agar berjalan dan berkesinambungan.
Rumus sukses mencapai visi dan misi
Inti
konsep dasar dari manajemen adalah : perlu adanya suatu keseimbangan
antara visi, misi dan motivasi yang jelas dalam mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
B. PENGUMPULAN DATA
a. Ketenagaan Keperawatan :
¨Lingkungan kerja
§ Gambaran umum jumlah tempat tidur /tanggal
§ Lokasi dan denah ruang
§ Fasilitas untuk pasien
§ Fasilitas untuk petugas
§ Fasilitas peralatan dan bahan kesehatan
¨ Sumber Daya Manusia
§ Tenaga Keperawatan
§ Tenaga non-keperawatan
¨ Ketenagaan Keperawatan dan Pasien
Pada
suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung
pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien. Menurut Douglas
(1984) Leveridge & Cummings (1996) klasifikasi derajat
ketergantungan pasien dibagi 3 kategori yaitu : Perawatan minimal
memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam, Perawatan Intermedit memerlukan waktu
3-4 jam/24 jam dan Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6
jam.24 jam.Dalam penelitian tentang jumlah tenaga perawat di rumah
sakit, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dn
malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien seperti pada tabel
di bawah ini :
KLASIFIKASI & KRITERIA
|
YA
|
TIDAK
|
I. MINIMAL CARE
1. Pasien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan
· Mampu naik-turun tempat tidur
· Mampu Ambulasi dan berjalan sendiri
· Mampu mandi sendiri/mandi sebagian dengan bantuan
· Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
· Mampu nerpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
· Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan
2. Status Psikologis Stabil
3. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
4. Operasi ringan
| | |
II. INTERMEDIT CARE
1.Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
· Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik-turun tempat tidur
· Membutuhkan bantuan untuk Ambulasi / berjalan
· Membtuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
· Membutuhkan bantuan untuk makan (disuap)
· Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
· Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
· Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK
5. Post operasi minor (24 jam)
6. Melewati fase akut dari post operasi mayor
7. Fase awal dari penyembuhan
8. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
9. Gangguan emosional ringan
| | |
III. TOTAL CARE
1.Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawat yang lebih lama
· Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke kereta dorong / kursi roda
· Membutuhkan latihan pasif
· Kebutuhan nutris dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena (infus) atau NG tube (sonde)
· Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
· Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
· Dimandikan perawat
· Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter
2.24 jam post operasi mayor
3.Pasien tidak sadar
4.Keadaan pasien tidak stabil
5.Observasi TTV setiap kurang dari jam
6.Perawatan luka bakar
7.Perawatan kolostomi
8.Menggunakan alat bantu pernapasan (respirator)
9.Menggunakan WSD
10. Irigasi kandung kemih secara terus menerus
11. Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)
12. Faktur dan atau pasca operasi tulangbelakang /leher
13. Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi
| | |
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pada suatu ruang rawat
a. Pasien
|
Klasifikasi Pasien
| ||||||||
Minimal
|
Parsial
|
Total
| |||||||
Pagi
|
Siang
|
Malam
|
Pagi
|
Siang
|
Malam
|
pagi
|
siang
|
malam
| |
1
|
0,17
|
0,14
|
0,10
|
0,27
|
0,15
|
0,07
|
0,36
|
0,30
|
0,20
|
2
|
0,34
|
0,28
|
0,20
|
0,54
|
0,30
|
0,14
|
0,72
|
0,60
|
0,40
|
3
|
0,51
|
0,42
|
0,30
|
0,81
|
0,45
|
0,21
|
1,08
|
0,90
|
0,60
|
Konsep perhitungan ketenagaan (Ratna Sitorue, 2002)
Penetapan
jumlah perawat dilakukan dengan menghitung jumlah pasien berdasarkan
derajat ketergantungan selama satu bulan dan dihitung jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk setiap hari.Setelah itu ditetapkan rata – rata
jumlah perawat setiap hari.
Sebagai
contoh, suatu ruang rawat dengan 22 pasien (3 pasien dengan perawatan
minimal, 14 pasien dengan perawatan intermediet, dan 5 pasien dengan
perawatan total) maka jumlah perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi
adalah :
3 x 0,17 = 0,51
14 x 0,27 = 3,78
5 x 0,36 = 1,90
Jumlah 6,09 -------------- 6 orang
b. Penerapan Model Asuhan Keperawatan
Berdasarkan
hasil pengkajian terhadap data-data yang sudah dikumpulkan pada tahap
sebelumnya maka metode/model pemberian asuhan keperawatan harus
ditentukan,karena keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien
sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan
yang professional.
Model seperti apakah yang bisa atau seharusnya diterapkan pada Rumah sakit harus ditentukan terlebih dahulu.
Metode
pemberian asuhan keperawatan ini harus efisien dan efektif, artinya
harus ada pembagian tugas, peran dan wewenang yang jelas sehingga tidak
terdapat konflik peran/peran ganda bagi perawat.
Dasar Pertimbangan pemilihan model asuhan keperawatan :
¨ Sesuai dengan Visi dan Misi Rumahsakit
¨ Dapat diterapkan proses keperatan di didalam Asuhan keperawatan
¨ Efektif dan efisiensi penggunaan biaya
¨ Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga dan masyarakat
¨ Model yang dipilih harus dapat menigkatkan kepuasan perawat, dan tim kesehatan lainnya.
¨ Terlaksananya komunikasi antara perawat
Model Asuhan Keperawatan menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998)
Metode
|
Deskripsi
|
Penangung Jawab
|
Fungsional
|
Perawat melaksanakan tugas/tindakan tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada.
|
Perawat yang bertugas
|
Kasus
|
Perawat bertanggung-jawab terhadap asuhan keperawatan dan observasi pada pasien tertentu.Ratio 1:1
|
Manager Keperawatan
|
Tim
|
Enam-tujuh perawat professional dan perawat associate bekerja sebagai suatu tim, disupervisi oleh kepala tim
|
Ketua Tim
|
Primer
|
Perawatbertanggung
jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan, dari hasil pengkajian
kondisi pasien untuk mengkoordidir asuhan keperawatan
|
Perawat Primer
|
Dari
model-model keperawatan diatas yang umum digunakan di Rumah sakit
adalah Asuhan keperawatan total : Keperawatan Tim,Keperawatan Primer
c. Sistem Pendokumentasian
Ø Sistem Pendokumentasian Ruangan
Dokumentasi
yang digunakan adalah dengan sistim SOR (sources Oriented Record) yaitu
sistim pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga
kesehatan, misalnya dokter, perawat, ahli gizi dll.
Contoh pendokumentasian :
URAIAN BAGIAN
|
SUMBER
|
Lembar indeks diagnosis
Lembar registrasi
Lembar masuk dan keluar RS
Lembar untuk penempelan surat (MRS, rujukan)
Daftar masalah
Lembar Riwayat Penyakit
Lembar catatan Harian Dokter
Lembar Instruksi Dokter
Lembat untuk Pemeriksaan Laboratorium dan radiologi
Lembaran Instruksi dokter dan laporan perawat
Lembar konsultasi
Lembar observasi
Lembar pengkajian dan asuhan keperawatan
|
Dokter
Administrasi
Administrasi
Administrasi
Administrasi
Dokter
Dokter
Dokter
Dokter/Perawat
Dokter
Dokter
Perawat
Perawat
|
Administrasi penunjang :
· Buku laporan jaga harian perawat
· Buku Injeksi dari ruangan
· Buku observasi tanda-tanda vital
· Buku laporan kepala ruangan
· Buku visite
· Lembar pengkajian khusus
Ø Sistim Administrasi
Pada sistim administrasi ini, diuraikan tentang alur pelayanan pasien mulai masuk Rumah Sakit sampai keluar Rumah Sakit.
|
C. ANALISA DATA DENGAN PENDEKATAN SWOT
Sebelum
melakukan perencanaan, maka perlu dikaji terlebih dahulu beberapa hal.
Fokus identifikasi bisa menggunakan pendekatan yang lazim dipakai yaitu :
pendekatan SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, dan Ancaman).
Di
dalam pendekatan ini kita akan mengumpulkan semua data tentang tenaga
keperawatan, administrasi dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi
fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan.Setiap data akan di
kelompokan apakah merupakan kekuatan. Kelemahan, kesempatan ataukah
merupakan ancaman bagi organisasi.
Berikut ini akan diberikan contoh Pengumpulan data dan Identifikasi masalah berdasarkan pendekatan SWOT
STRENGTH
|
WEAKNESS
|
OPPORTUNITY
|
THREATENED
|
· Memiliki visi, misi dan motto Keperawatan
· SDM terdiri dari : DIII (….orang), SPK (….orang), Pekarya (….orang).
· Rumah Sakit Pemerintah Tipe …..
· Terdapat Standar Asuhan Keperawatan
· Tersedia Sarana & prasarana Untuk pasien dan tenaga perawat
· Sudah ada sistim Dokumentasi
· Terdapat Administrasi penunjang
· dll
|
· Kualitas tenaga belum memnuhi kualifikasi
· MKP belum dilaksanakan
· Belum ada pembagian tugas yang jelas
· Pendokumentasian proses Keperawata belum optimal
· Dll
|
· Terbukanya kesemptan melanjutkan pendidikan pada progran yang lebih baik
· Adanya program pelatihan/kursus
· Dll
|
· Persaingan antar rumah sakit yang semakin kuat
· Adanya tuntutan masyarkat yang lebih tinggi untuk mendapatkan pelayanan
· dll
|
Setelah
dilakukan pengumpulan data dan analisa maka muncul
permasalahan-permasalahan yang harus kita kaji untuk dilakukan
perencanaan pembenahan.
D. RUMUSAN MASALAH
Dari
data-data yang sudah dikumpulkan dan sudah dilakukan analisa dengan
pendekatan SWOT maka kita akan menemukan apa saja
permasalahan-permasalahan di dalam sebuah organisasi Rumah Sakit
khususnya pada Organisasi Keperawatan.Permasalahan yang ditemukan ini
tidak saja hanya kekurangan-kekurangan yang akan menggangu atau
menghambat di dalam Organisasi Keperawatan tetapi juga
kemungkinan-kemungkinan peningkatan pelayanan agar dapat menjadi lebih
baik dari sekarang. Masalah-masalah yang ditemukan akan di kumpulkan
untuk selanjutnya dilakukan perencanaan untuk mengatasi permasalahan
atau meningkatkan kwalitasnya.
Berdasarkan hasil analisa maka perlu
untuk membuat tim kerja dengan pembagian tugas dari masing-masing
personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di ruang rawat inap, maka
diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :
1. Kepala ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Asosier
Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit/keperawatan, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan sebelumnya, bagaiman kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta prasarana yang telah diidentifikasi pada pengumpulan data sebelumnya.
Pada
tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan bagaimana
rencana strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan di dalam
Manajemen Keperawatan.
Organisasi
mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan penerapan praktek
keperawatan yang profesional, bagaimana format dan pendokumentasian,
mengatur kebutuhan tenaga perawat, Mengatur tugas dan wewenang dari
masing-masing perawat di ruangan, jadual kerja dari masing-masing
perawat, bagaimana mensupervisi perawat,bagaimana sistim
kepemimpinannya, Instalasi-instalasi yang menunjang di dalam proses
keperawatan seperti, farmasi, radiologi,laboratorium, gizi (Jalur
opersional).Hubungan dengan bagian – bagian lain yang turut mendukung di
dalam organisasi rumah sakit ini (anggaran, karyawan non-medis, dll).
3. PENGATURAN WAKTU DAN KEGIATAN
Pada
tahap ini setelah Semua rencana strategis di susun maka mulai dilakukan
penetuan kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya.
Sebagai contoh di bawah ini akan diberikan rencana kegiatan kelompok dalam penerapan model asuhan Keperawatan Profesional yang akan dilakukan dalam satu bulan.
MINGGU
|
URAIAN RENCANA KERJA
|
I
|
1. Pembuatan Struktur organisasi kelompok
2. Orientasi ruangan dan perkenalan
3. Analisa situasi dan perumusan masalah
4. Penyusunan program kerja
5. Penyusunan proposal pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional
6. Penyusunan jadwal dan rancangan pembagian peran dalam penerapan model praktek keperawatan profesional
7. Penyusunan format pengkajian khusus dan sistim dokumentasi asuhan keperawatan
8. Penyusunan proposal, prosedur sentralisasi obat, dan kelengkapan administrasinya
9. Penyusunan format supervisi
10. Penyusunan format penunjang kegaiatan lainnya, seperti format kegiatan harian
11. Uji coba peran
|
II
|
1. Penerapan Model asuhan Keperawatan Profesional : Aplikasi peran, pendelegasian tugas, dan proses dokumentasi keperawatan
2. Penyempurnaan format kajian dan dokumentasi Keperawatan
3. Penyelenggaraan Supervisi Keperawatan
4. Penyelenggaraan Sentralisasi Obat
5. Persiapan penyelenggaraan rotasi dinas 24 jam
|
III
|
1. Penerapan model asuhan keperawatan profesional : Aplikasi peran, pendelegasian tugas, dan proses dokumentasi keperawatan
2. Penerapan semua program
3. Penyelengaraan rotasi 24 jam
|
IV
|
1. Evaluasi penerapan model asuhan keperawatan profesional
2. Penyusunan laporan
|
3. PERSIAPAN PELAKSANAAN
Setelah
seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu
pelaksanaannya, selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk
pelaksanaannya.Inti dari tahap ini adalah mulai
menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti dokumen-dokumen untuk
pemberian bukti pelaksanaan, bagaimana deskripsi tugasnya, sekaligus
juga pengaturan kembali jadwal (pembagian tugas).
4. PERSIAPAN PENDOKUMENTASIAN
Dalam
kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain
bentuk sistim dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya.Termasuk di dalam persiapan ini
adalah mengevaluasi kesesuaian format yang dipergunakan selama ini
berdasarkan kriteria : apakah sudah sesuai dengan standar dokumentasi
keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua oleh perawat yang ada di
ruangan, apakah efisien dan efektif dalam pelaksanannya? Dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian ditentukan tentang model
pendokumentasian yang sesuai.
5. PERSIAPAN EVALUASI
Evalusi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan sekaligus didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara umum. Di bawah ini akan diberikan contoh Instrumen Evaluasi dari sisi kepuasan Pasien dan Perawat.
Instrumen Kepuasan Pasien
Jawablah pertanyaan ini dengan meberikan tanda silang pada jawaban yang telah disediakan
1.
| |||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
2.
|
Dalam melayani pasien perawat bersikap sopan dan ramah
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
3.
|
Perawat menjelaskan peraturan rumah sakit pertamkali anda masuk RS
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
4.
|
Perawat menjelaskan fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit pada saat pasien baru
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
5.
|
Perawat
menjelaskan dimana tempat-tempat yang penting untuk kelancaran
perawatan (kamar mandi, ruang perawat, tata usaha dll)
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
6.
|
Perawat menjelaskan tujuan perawatan terhadap pasien
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
7.
|
Ada perawat atau kepala ruang yang menunjukan kepada pasien tentang perawat yang bertanggung-jawab kepada pasien
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
8.
|
Perawat memperhatikan dan menanggapi keluhan pasien
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
9.
|
Perawat memberikan keterangan tentang masalah yang dihadapi oleh pasien
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
10.
|
Perawat memberikan penjelasan sebelum melakukan tindakan keperawatan
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
11.
|
Perawat meminta persetujuan kepada pasien atau keluarga sebelum melakukan tindakan
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
12.
|
Perawat menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan sebelum melakukan tindakan
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
13.
|
Perawt menjelaskan resiko atau bahaya suatu tindakan pada pasien sebelum melakukan tindakan
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
14.
|
Perawat memberikan keterangan atau penjelasan dengan lengkap dan jelas
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
15.
|
Perawat selalu memantau atau mengobservasi keadaan pasien secara rutin
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
16.
|
Perawat selalu menjaga kebersihan ruangan
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
17.
|
Perawat melakukan tindakan keperawatan dengan terampil dan percaya diri
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
| |
18.
|
Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat selalu menilai kembali keadaan anda.
| ||
Ya
|
Kadang-kadang
|
Tidak
|
Instrumen Kepuasan Perawat (Aplikasi dari teori Maslow)
Jawablah pertanyaan ini dengan meberikan tanda silang pada jawaban yang telah disediakan
NO | PERNYATAAN | STP | TP | CP | P | SP |
1. | Jumlah gaji yang diterima dibandingkan pekerjaan yang saudara lakukan | | | | | |
2. | Sistim gaji yang dilakukan institusi tempat saudara bekerja | | | | | |
3. | Jumlah gaji yang diterima dibandingkan pendidikan saudara | | | | | |
4. | Pemberian Insentif tambahan atas suatu prestasi atau kerja ekstra | | | | | |
5. | Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang mendukung pekerjaan | | | | | |
6. | Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar mandi, te,pat parker dan kanting | | | | | |
7. | Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan ventilasi udara, kebersihan dan kebisingan | | | | | |
8. | Adanya jaminan atas kesehatan/keselamatan kerja | | | | | |
9. | Perhatian Institusi rumah sakit terhadap saudara | | | | | |
10 | Hubungan antar karyawan dalam kelompok kerja | | | | | |
11 | Kemampuan dalam bekerjasama antar karyawan | | | | | |
12 | Sikap teman-teman kerja terhadap saudara | | | | | |
13 | Kesesuaian antara pekerjaan dengan latar pendidikan saudara | | | | | |
14 | Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja dengan penugasan yang diberikan | | | | | |
15 | Kemampuan supervise /pengawas dalam membuat keputusan | | | | | |
16 | Perlakuan atasan selama saya bekerja di sini | | | | | |
17 | Kebebasan melakukan suatu metode sendiri dalam membuat keputusan | | | | | |
18 | Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui pelatihan atau pendidikan tambahan | | | | | |
19 | Kesempatan untuk mendapat posisi yang lebih tinggi | | | | | |
20 | Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan mendapatkan kenaikan pangkat | | | | | |
Keterangan : STP : Sangat Tidak Puas, TP : Tidak Puas, CP : Cukup Puas, SP : Sangat Puas, P: Puas
Seluruh
persiapan perencanaan sudah dilakukan, langkah berikutnya adalah mulai
mengimplementasikan rencana yang telah di susun oleh Manajemen
Organisasi Keperawatan.
Setelah
seluruh proses perencanaan dilakukan maka langkah berikutnya adalah
bagaimana mengimplementasikan rencana tersebut sesuai dengan prosedur
atau waktu yang sudah ditentukan. Proses Implementasi ini diusahakan
berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun baik dalam jenis
kegiatan, waktu dan Personil.Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
ketimpangan-ketimpangan yang akan menyebabkan proses Implementasi ini
berjalan tidak sesuai dengan rencana.
Didalam
proses Implementasi ini ada beberapa faktor yang turut menunjang di
dalam keberhasilan.Faktor-faktor penunjang itu antara lain : Model
kepemimpinan, Motivasi, Delegasi dan Supervisi, Komunikasi.
A. KEPEMIMPINAN
Istilah
Kepemimpinan di dalam Manajemen sering diartikan hanya berfungsi pada
kegiatan supervisi, tetapi dalam keperawatan fungsi tersebut sangatlah
luas. Jika posisi sebagai ketuan tim, kepala ruangan, atau perawat
pelaksana dalam suatu ruang, maka perlu pemahaman tentang bagaimana
mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan Asuhan
Keperawatan yang berkualitas. Sebagai Perawat Profesional tidak hanya
mengelola orang tetapi sebuah proses secara keseluruhan yang
memungkinkan orang dapat menyelesaikan tugasnya.
Di dalam Manajemen ada beberapa model atau gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi.. Gaya kepemimpinan ini dapat diartikan sebagai suatu cara penampilan karakteristik.
Jenis gaya Kepemimipinan (Menurut Gillies 1996) :
§ Otoriter
: Kepemimpinan berorientasi pada tugas atau pekerjaan.Pemimpin
menetukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan
keputusan.Informasi disampaikan hanya demi kepentingan tugas.Motivasi
dengan reward dan punishment
§ Demokratis
: Kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap
staff.Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka.Pemimpin
menggunakan kekuasaannya untuk mendorong ide dari staf dan memotivasi
kelompok untuk menetukan tujuannya sendiri.
§ Pertisipatif : Kepemimpinan gabungan antara gaya
otoriter dan demokrasi. Pemimpin yang menyampaikan hasil analisa dan
mengusulkan tindakan tersebut pada bawahanya. Staf diminta saran dan
kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan
keputusan akhir pada kelompok.
§ Bebas
Tindak : Merupakan pimpinan Offisial. Karyawan menentukan sendiri
kegiatan tanpa pengarahan, supervise, dan koordinasi.Staf mengevaluasi
pekerjaan sesuai dengan cara sendiri.
Dari
gaya kepemimpinan di atas, seorang pemimpin yang baik harus bisa
mengkombinasikan jenis gaya diatas dalam melakukan supervisi terhadap
staf.Pemimpin yang efektif harus memiliki kemampuan untuk menggunakan
proses penyelesaian masalah, mempunyai kemampuan komunikasi yang baik,
menunjukkan kejujuran dalam memimpin, kompeten, kreatif, dan kemampuan
mengembangkan kelompok.
Kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang Manajer Keperawatan : Kepemimpinan,
Pengambilan Keputusan & perencanaan, Hubungan masyarakat/komunikasi,
Anggaran, Pengembangan, Personaliti, Negosiasi.
B. MOTIVASI KERJA
Motivasi
adalah Karakteristik psikologi manusia yang memberikan kontribusi pada
tingkat komitmen seseorang.Motivasi ini mendorong seseorang melakukan
pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku.
Motivasi
kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan,
mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan
kerja.
Memotivasi
adalah proses Manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia
berdasarkan pengetahuan tentang “apa” yang membuat orang tergerak
(Stoner & Freeman, 1995). Menurut bentuknya motivasi terdiri dari :
§ Motivasi Instrinsik : Motivasi yang datang dari dalam diri individu
§ Motivasi Ekstrinsik : Motivasi yang datang dari luar diri Individu
§ Motivasi Terdesak : Motivasi yang muncul dalam keadaan terdesak.
Dalam
memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi, seorang pemimpin
memegang peranan yang sangat penting.Untuk melaksanakan tugas ini
pimpinan harus mempertimbangkan keunikan/karakteristik dari stafnya dan
berusaha untuk memberikan tugas sebagai suatu strategi dalam memotivasi
staf.
C. DELEGASI & SUPERVISI
Delegasi dapat diartikan sebagai penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain. Atau pemberian tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi.
Delegasi
dalam praktek keperawatan professional sering mengalami masalah, dimana
proses delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Hal ini diarenakan
tiga hal :
§ under
–delegasi : Pelimpahan tugas terlalu sedikit. Staf diberi wewenang yang
sangat sedikit, terbatas dan sering tidak terlalu jelas.
§ over-delegasi : Pemberian delegasi berlebihan. Di sini dapat terjadi penyalahgunaan wewenang.
§ unproper
delegasi : Pelimpahan yang tidak tepat.Kesalahan yang ditemukan adalah,
pemberian tugas limpah, orang yang tepat, dan alasan delegasi hanya
karena faktor senang/tidak senang. Pelimpahan ini tidak efektif karena
kecendrungan pimpinan menilai pekerjaanya berdasarkan unsur Subyektif.
Delegasi
yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen tanggung jawab,
kemampuan dan wewenang.Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rasa
tanggung-jawab terhadap penerimaan suatu
tugas.Kemampuan(accountability) adalah kemampuan seseorang dalam
melaksanakan tugas limpah.Wewenang (authority) adalah pemberian hak dan
kekuasaan penerima tugas limpah untuk mengambil suatu keputusan terhadap
tugas yang dilimpah.
Bagaimana proses pendelegasian :
1. Seleksi dan susun tugas
2. Seleksi orang yang tepat
3. Berikan arahan dan motivasi staf
4. Lakukan supervise yang tepat
Keberhasilan dalam pendelegasian akan ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini :
§ Komunikasi
yang jelas dan lengkap : Kelengkapan informasi yang disampaikan,
akurasi terhadap pesan, penggunaan kata-kata atau istilah yang mudah
diterima oleh penerima pesan
§ Ketersediaan sumber dan sarana
§ Monitoring
§ Pelaporan kemajuan tugas limpah
D. KOMUNIKASI
Komunikasi
merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan dan
sebagai bagian yang selalu ada di dalam proses manajemen Keperawatan.
Komunikasi
adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, dan pendapat dan memberikan
nasihat dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerja
bersama.Komunikasi juga dapat diartikan suatu seni untuk menyusun dan
menyampaikan suatu pesan dengan cara yang gampang sehingga orang lain
dapat mengerti dan menerima.
Model komunikasi :
§ Komunikasi tertulis : Publikasi perusahaan, Surat-menyurat ke staf, pembayaran, jurnal
§ Komunikasi secara langsung : Komunikasi secara verbal dengan atasan, atau bawahan atau dengan pihak lain.
§ Komunikasi non-verbal : Komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah, dan sikap tubuh.
§ Komunikasi via telepon
Komunikasi
dalam praktek keperawatan Profesional merupakan unsur utama dalam
melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal.
Kegiatan Perawat yang memerlukan komunikasi adalah :
a. Komunikasi saat timbang terima
Komunikasi
yang jelas tentang kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dilakukan
intervensi dan yang belum, serta respon pasie yang terjadi.
b. Interview/Anamnese
Komunikasi
dengan tujuan untuk memperoleh data tentang keadaan klien yang akan
dipergunakan dalam mendukung masalah yang dihadapi pasien dan
melaksanakan tindakan dengan akurat. Anamnese ini bisa dengan pasien,
keuarga, dokter dan tim lainnya.
Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat dalam komunikasi ini :
· Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat.Ciptakan suasan yang hangat dan kekeluargaan
· Hindari Interupsi
· Hindari respon dengan kata hanya ya dan tidak (perawat kurang tertarik degan topik yang dibicarakan)
· Jangan memonopoli pembicaraan
· Hindari hambatan personal (Jika perawat menunjukan rasa tidak senang pada klien, maka hasil yang didapt tidak optimal)
c. Komunikasi melalui komputer
Melalui
komputer, informasi-informasi terbaru dapat cepat didapatkan dengan
menggunakan internet bila perawat mengalami kesulitan dalam menangani
masalah klien
d. Komunikasi tentang kerahasiaan
Pasien
yang masuk menyerahkan rahasia dan rasa percaya kepada Institusi. Oleh
karena itu perawat harus berusaha menjaga dengan baik.
e. Komunikasi melalui sentuhan
Metode
ini merupakan metode dalam mendekatkan hubungan antara pasien dan
perawat. Sentuhan yang diberikan oleh perawat juga dapat sebagai
terapipagi pasien, khusunya pasien dengan depresi, kecemasan dan
kebingungan, dalam mengambil suatu keputusan.
f. Dokumentasi sebagai alat komunikasi
Ketrampilan
dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan
kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang
dan akan dikerjakan oleh perawat.
Manfaat pendokumentasian ini adalah :
§ Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat
§ Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat lainnya dan tenaga kesehatan apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien
§ Manfaat dan data pasien yang akurat dan dapat dicatat.
g. Komunikasi perawat dan tim kesehatan lainnya
Komunikasi
yang baik akan menungkatkan hubungan professional antar perawat dan tim
kesehatan lainnya : dokter, ahli gizi, fisioterapis, dll.
Tahap
ini merupakan tahap paling akhir dari proses Manajemen Keperawatan.
Komponen Utama pada tahap ini penilaian atau evaluasi terhadap hasil
dari Implementasi, apakah sesuai dengan rencana atau tidak.Proses
penilaian ini dapat diasumsikan sebagai penilaian kinerja. Penilaian
kinerja ini merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh pimpinan
perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan Produktivitasnya.
Proses penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif dalam
mengarahkan perilaku staf dalam rangka menghasilkan jasa keperawatan
dalam kualitas dan volume yang tinggi.
Melalui
Evaluasi terhadap setiap pelaksanaan kerja staf, akan dapat membantu
dalam proses penilaian kepuasan perawat, memperbaiki pelaksanaan kerja
perawat, memberitahu perawat bahwa kerja mereka kurang memuaskan serta
mempromosikan jabatan dan kenaikan gaji, mengenal pegawai yang memenuhi
syarat penugasan khusus, serta menentukan palatihan dasar untuk karyawan
yang memerlukan bimbingan khusus.
Dalam
melaksanakan sistim penilaian kerja ini maka pimpinan perawat sebaiknya
menetapkan orang yang akan bertanggung-jawab untuk mengevaluasi setiap
pekerja.
Prinsip – prinsip penilaian
Menurut Gillies(1996) untuk mengevaluasi staf secara tepat dan adil, sebaiknya mengamati prinsip-prinsip tertentu ;
§ Evaluasi
pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja.Standar ini
harus sudah disosialisasikan terlebih dahulu agar setiap staf
mengetahui standar penilaian masung-masing
§ Perawat sebaiknya diberikan salinan deskripsi kerjanya, salinan standar pelaksanaan kerja, dan bentuk evaluasi
§ Didalam
menuliskan penilaian pelaksanaan kerja staf, sebaiknya menunjukan
segi-segi dimana pelaksanaan kerja itu bisa dikatakan memuaskan, dan
perbaikan apa yang diperlukan, dan jika diperlukan dijelaskan pula
daerah mana yang harus diprioritaslan
§ Laporan evaluasi sebaiknya disusun dengan terencana
Proses Kegiatan Penilaian Kerja meliputi :
§ Merumuskan
tanggung-jawab dan tugas yang harus dicapai oleh staf
keperawatan.Rumusan ini harus sudah disepakati dan harus dapat
memberikan kontribusi berupa hasil.
§ Menyepakati
sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai oleh karyawan untuk
kurun waktu tertentu dengan penempatan standar prestasi dan tolak ukur
yang telah ditetapkan.Penilaian prestasi kerja dengan membandingkan
prestasi yang sudah dicapai dengan standar ini.
§ Melakukan monitoring, koreksi, dan memberikan kesempatan serta bantuan yang diperlukan.
§ Memberikan umpan balik kepada staf yang dinilai.
Berbagai macam alat ukur atau instrumen dapat digunakan dalam evaluasi pelaksanaan kerja Staf keperawatan. Agar
efektif, alat evaluasi sebaiknya dirancang bersama-sama dengan seluruh
staf di dalam organisasi Keperawatan, hal ini agar semua staf mengetahui
bagaimana atasan akan menilai prestasi mereka masing-masing dan untuk
menghindari adanya unsur subyektifitas dalam penilaian.
Proses
Keperawatan adalah metode di mana suatu konsep diterapkan dalam praktek
keperawatan.Hal ini disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving
yang memerlukan ilmu, teknik dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan pasien.Di dalam proses Keperawatan ini terdiri
dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan.
Tahapan –tahapan di dalam proses keperawatan yaitu :
1. Pengkajian Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
4. Implementasi
5. Evaluasi Keperawatan
1. PENGKAJIAN
Pengkajian
adalah tahap awal di dalam proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistimatis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan Pasien.
Pengkajian
merupakan dasar utama di dalam memberikan asuhan keperawatan oleh
karena itu data yang diperoleh harus akurat, lengkap, sesuai dengan
kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam merumuskan diagnosa
keperawatan.
Perawat
harus mengumpulkan data tentang status kesehatan Pasien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan.
Kriteria pengkajian keperawatan, meliputi :
1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan fisik serta dari pemeriksaan penunjang
2. Sumber data adalah Pasien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis, dan catatan lain.
3. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi
§ Status kesehatan Pasien masa lalu
§ Status kesehatan Pasien saat ini
§ Status biologis-psikologis-sosial-spiritual
§ Respon terhadap terapi
§ Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
§ Resiko-resiko tinggi masalah
PENGUMPULAN DATA (PULTA)
Ada dua tipe data
§ Data Subyektif :
Data
yang didapatkan dari Pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadaian. Data ini bisa didapatkan dari riwayat keperawatan
seperti persepsi Pasien, perasaan tentang status kesehatnnya. Informasi
lainnya bisa didaptkan dari keluarga, konsultan, dan tenaga keehatan
lainnya.
§ Data Obyektif
Data yang didapatkan dari hasil observasi dan diukur.Informasi ini biasa didaptkan dari pemeriksaan fisik.
Fokus dalam pengumpulan data
§ Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
§ Pola koping sebelum dan sekarang
§ Fungsi status sebelumnya dan sekarang
§ Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
§ Resiko untuk masalah potensial
§ Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan Pasien.
Bagan Pengkajian
|
Teknik Pemeriksaan fisik
IPPA : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi
1. Inspeksi :
Proses observasi secara sistimatik. Observasi menggunakan indra
penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai alat untuk mengumpulkan
data
2. Palpasi : Observasi menggunakan indra peraba.
3. Perkusi : Observasi dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan tubuh
4. Auskultasi : Observasi dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop
Pendekatan Pengkajian Fisik
1. Head to Toe :
Observasi dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke
kaki.(keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, telinga,hidung,
mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal,
genitalia, punggung.)
2. ROS :
Observasi melalui sistim tubuh secara keseluruhan.(keadaan umum,
tanda-tanda vital, sistim cardiovaskuler, sistim persyarafan, sistim
perkencingan, sistim pencernaan, sistim reproduksi)
FORMAT PENGKAJIAN
(Pengorganisasian berdasarkan pola fungsi kesehatan dari Gordon)
|
|
|
2. DIAGNOSA
Diagnosa
keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana
berdasarkan pengalamannya, dia mampu dan mempunyai wewenang untuk
memberikan tindakan keperawatan. Perawat menganalisa data pengkajian
untuk merumuskan diagnosa keperawatan.
Kriteria Diagnosa
- Proses diagnosa terdiri dari Analisis data,interpretasi data,Validasi Data, Perumusan Diagnosa keperawatan.
- Diagnosa keperawatan terdiri dari Masalah (P) : Menjelaskan masalah dan status kesehatan pasien secara jelas dan sesingkat mungkin; Penyebab (E) : Faktor klinik dan personal yang dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah ; dan Tanda atau Gejala (S), atau terdiri dari Masalah dan Penyebab (PE).
- Bekerjasama dengan Pasien, dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi diagnosa keperawatan
- Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru.
Kriteria Penulisan Diagnosa Keperawatan
§ Tulis masalah Pasien/perubahan status kesehatan pasien
§ Masalah Klien didahului adanya penyebab dan keduanya dihubungkan dengan kata “sehubungan dengan”
§ Defenisi karakteristik.Jika diikuti dengan penyebab kemudian dihubungkan dengan kata “ditandai dengan”
§ Tulis istilah yang umum digunakan
§ Gunakan bahasa yang tidak memvonis
Contoh langkah-langkah dalam merumuskan diagnosa Keperawatan dan Dokumentasinya:
|
3. PERENCANAAN
Perencanaan
meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau
mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa
keperawatan. Pada tahap ini Perawat membuat rencana tindakan keperawatan
untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan Pasien.
Kriteria Perencanaan meliputi :
- Perencanaan terdiri dari
§ Penetapan prioritas masalah : Berdasarkan hasil pengkajian perawat harus mampu mengidentifikasi respon pasien yang actual dan potensial yang memerlukan suatu tindakan.
§ Menuliskan Tujuan/Kriteria hasil : Berdasarkan
hasil diagnosa kemudian dituliskan bagaiman rencana tindakan yang akan
diberikan kepada pasien. Sebagai contoh misalkan :
ü Hasil
Diagnosa : Perubahaan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan adanya kesukaran pasien untuk menguyah makanan
ü Perencanaan : Mengkonsumsi 1800 kalori lembek dan makanan cair tiap 24 jam
§ Rencana tindakan keperawatan : Desain spesifik intervensi untuk membantu pasien dalam mencapai kriteria hasil.
§ Dokumentasi
: Rencana tindakan yang sudah diimplementasikan harus ditulis dalam
sebuah format agar dapat membantu perawat untuk memproses informasi yang
didapatkan selama tahap pengkajian dan diagnosa keperawatan
- Bekerjasama dengan Pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan
- Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan Pasien.
- Mendokumentasi rencana keperawatan
Karakteristik Pendokumentasian :
§ Ditulis oleh perawat
Rencana tindakan disusun dan ditulis oleh perawat professional yang mempunyai dasar pendidikan yang memadai.
§ Dilaksanakan setelah kontak pertamakali dengan klien
Segera
setelah pengkajian, perawat harus memulai untuk mendokumentasikan
diagnosa actual atau resiko, criteria hasil, dan rencana tindakan
§ Diletakkan di tempat yang strategis
Rencana
tindakan keperawatan harus disediakan bagi semua tenaga kesehatan yang
terlibat.hal ini bisa diletakan pada catatan medis pasien, di tempat
tidur atau di kantor perawat
§ Informasi yang baru
Semua
komponen rencana tindakan harus selalu diperbaharui.Diagnosa
keperawatan,kriteria hasil, dan rencana tindakan yang tidak valid harus
direvisi.
|
4. PELAKSANAAN
Pada tahap Pelaksanaan ini
tugas Perawat adalah membantu pasien untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Tahap ini dimulai setelah rencana tindakan disusun.Perawat
mengimplementasi tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan
keperawatan
Kriteria Implementasi :
- Bekerjasama dengan Pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk meningkatkan status kesehatan Pasien
- Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan Pasien
- Melakukan supervise terhadap tenaga pelaksana keperawatan di bawah tanggung jawabnya.
- Memberikan pendidikan pada Pasien dan keluarga mengenai konsep, ketrampilan asuhan diri serta membantu Pasien memodifikasi lingkungan yang digunakan
- Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon Pasien.
Seluruh
pelaksanaan tindakan keperawatan harus dikuti oleh pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.Setiap langkah di dalam pemberian tindakan atau intervensi
harus ditandatangani oleh perawat yang melaksanakan tugas ini dan juga
kepala ruangan sebagai penanggung-jawabnya.
5. EVALUASI
Evaluasi
adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaanya sudah berhasil dicapai.
Perawat
mengevaluasi kemajuan Pasien terhadap tindakan keperawatan dalam
mencapai tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan.
Kriteria Evaluasi
- Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus-menerus
- Menggunakan data dasar dan respon Pasien dalam mengukur perkembangan kearah pencapaian tujuan
- Memvalidasi dan menganalisa data baru
- Mendokumentasikan hasil evalusi dan memodifikasi perencanaan
Contoh Dokumentasi Asuhan Keperawatan
|
|