Senin, 28 Maret 2011

Gangguan Sys Pernafasan pada Kehamilan

Gangguan Sys Pencernaan pada kehamilan

Kehamilan dengan Hipertensi

I. Definisi
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan kadang-kadang disertai proteinuria, oedema, convulsi, coma, atau gejala-gejala lain.
Klasifikasi menurut American Committee and Maternal Welfare:
• Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan ialah preeklamsi dan eklamsi.Diagnosa dibuat atas dasar hipertensi dengan proteinuri atau oedema atau kedua-duanya pada wanita hamil setelah minggu 20.
• Hypertensi yang kronis. Diagnosa dibuat atas adanya hipertensi sebelum kehamilan atau penemuan hipertensi sebelum minggu ke 20 dari kehamilan dan hipertensi ini tetap setelah kehamilan berakhir.
• Preklamsi dan eklamsi yang terjadi atas dasar hipertensi yang kronis. Pasien dengan hipertensi yang kronis sering memberat penyakitnya dengan kehamilan, dengan gejala-gejala hipertensi naik, proteinuri, oedem dan kelainan retina.
• Transient hypertension. Diagnosa dibuat kalau timbul hipertensi dalam kehamilan atau dalam 24 jam pertama dari nifas pada wanita yang tadinya normotensif dan yang hilang dalam 10 hari post partum.
II. Etiologi
Hipertensi pada kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul pada wanita yang :
1. Terpajan ke vilus korion untuk pertama kali
2. Terpajan ke vilus korion dalam jumlah sangat besar, seperti pada kehamilan kembar atau mola hidatiosa
3. Sudah mengidap penyakit vascular
4. Secara genetis rentan terhadap hipertensi yang timbul saat hamil

III. Patofisiologi





IV. Manifesti Klinis

Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :
1. Tekanan darah diastolik < 100 mmHg
2. Proteinuria samar sampai ¬¬¬+1
3. Peningkatan enzim hati minimal
Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:
1. Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih
2. Proteinuria + 2 persisten atau lebih
3. Nyeri kepala
4. Gangguan penglihatan
5. Nyeri abdomen atas
6. Oliguria
7. Kejang
8. Kreatinin meningkat
9. Trombositopenia
10. Peningkatan enzim hati
11. Pertumbuhan janin terhambat
12. Edema paru
V. Pemeriksaan diagnostic
• CT-Scan Hepar menunjukkan hematom subkapsularis di hepar
• MRI memungkinkan diperolehnya resolusi yang lebih baik, tetapi kausa mendasar tentang lesi-lesi masih belum terungkapkan.
VI. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaannya antara lain :
• Deteksi prenatal dini
Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 mingg, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu.
• Penatalaksanaan di rumah sakit
Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup:
1. Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat
2. Berat badan saat masuk dan kemusian setiap hari
3. Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap 2 hari
4. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali antara tengah malam dan pagi hari
5. Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan hipertensi
6. Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara klinis maupun USG
7. Terminasi kehamilan
Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat inap biasanya dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan sebaiknya diinduksi dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi persalinan hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan seksio sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah
• Terapi obat antihipertensi
Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan telah lama menjadi perhatian.
• Penundaan pelahiran pada hiperetensi berat
Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan konservatif atau “menunggu” terhadap kelompok tertentu wanita dengan tujuan memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.

VII. Komplikasi
• Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan ini pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhioleh berkurangnya secara patologis hipervolemia kehamilan.
• Perubahan hematologis
• Gangguan fungsi ginjal
• Edema paru
Prognosis selalu dipengaruhi oleh komplikasi yang menyertai penyakit tersebut. Prognosis untuk hipertensi dalam kehamilan selalu serius. Penyakit ini adalah penyakit paling berbahaya yang dapat mengenai wanita hamil dan janinnya. Angka kematian ibu akibat hipertensi ini telah menurun selama 3 dekade terakhir ini dari 5% -10% menadi kurang dari 3% kasus.














Asuhan Keperawatan
Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik yaitu proses keperawatan. Proses keperawatan dipakai untuk membantu perawat dalam melakukan praktek keperawatan secara sistematis dalam mengatasi masalah keperawatan yang ada (Budianna Keliat, 1994, 2 ).
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 2000, 2 ).
I. Pengkajian
Pengumpulan data
Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :
1. Identitas pasien
Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga kali lipat. Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.
Meskipun proporsi kehamilan dengan hipertensi kehamilan di Amerika Serikat pada dasawarsa yang lalu meningkat hampir sepertiga. Peningkatan ini sebagian diakibatkan oleh peningkatan jumlah ibu yang lebih tua dan kelahiran kembar. Sebagai contoh, pada tahun 1998 tingkat kelahiran di kalangan wanita usia 30-44 dan jumlah kelahiran untuk wanita usia 45 dan lebih tua berada pada tingkat tertinggi dalam 3 dekade, menurut National Center for Health Statistics. Lebih jauh lagi, antara 1980 dan 1998, tingkat kelahiran kembar meningkat sekitar 50 persen secara keseluruhan dan 1.000 persen di kalangan wanita usia 45-49; tingkat triplet dan orde yang lebih tinggi kelahiran kembar melompat lebih dari 400 persen secara keseluruhan, dan 1.000 persen di kalangan wanita di mereka 40-an.
2. Keluhan utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur, proteinuria (protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa ), diplopia, nyeri abdomen atas (epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta nokturia dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan apakah klien menderita diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.
4. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti kronis hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas, ansietas, angina, dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia dan sebagainya. Ibu beresiko dua kali lebih besar bila hamil dari pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan yang menderita penyakit ini. Pasangan suami baru mengembalikan resiko ibu sama seperti primigravida. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantung hipertensi dalam kehamilannya. Ada hubungan genetik yang telah diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan resiko empat sampai delapan kali
6. Riwayat psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya.
7. Riwayat maternal
Kehamilan ganda memiliki resiko lebih dari dua kali lipat.
8. Pengkajian sistem tubuh :
B1 (Breathing)
Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis.
B2 (Blood)
Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat perubahan hemodinamik, perubahan volume darah berupa hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu waktu trombin menjadi memanjang. Yang paling khas adalah trombositopenia dan gangguan faktor pembekuan lain seperti menurunnya kadar antitrombin III. Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner, episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, takhicardi, kadang bunyi jantung terdengar S2 pada dasar , S3 dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin.
B3 (Brain)
Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat hipertensi. Kelainan radiologis otak dapat diperlihatkan dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat mengalami edema vasogenik dan hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama setelah kejang yang dapat bertahan dalam jangka waktu seminggu.Integritas ego meliputi cemas, depresi, euphoria, mudah marah, otot muka tegang, gelisah, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara. Neurosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub oksipital, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, pandangan kabur), epitaksis, kenaikan terkanan pada pembuluh darah cerebral.
B4 (Bladder)
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan obat diuretic juga perlu dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat peningkatan permeabilitas terhadap sebagian besar protein dengan berat molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy ginjal menunjukkan pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer lobulus hepar kemungkinan besar merupakan penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalam serum.
B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang mengandung tinggi garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan, adanya edema.
B6 (Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit kepala sub oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan meliputi gangguan cara berjalan, parestesia, hipotensi postural

II. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan melalui analisis cermat terhadap hasil pengkajian. Diagnosa keperawatan yang umum untuk orang tua dengan gangguan hipertensi pada kehamilan meliputi hal-hal berikut.
1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d
• Hipertensi
• Vasospasme siklik
• Edema serebral
• Perdarahan
2. Risiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d
• Terapi magnesium sulfat
• Edema paru
3. Risiko tinggi perubahan curah jantung, menurun b.d
• Terapi antihipertensi yang berlebihan
• Jantung terkena dalam proses penyakit
4. Risiko tinggi mengalami solusio plasenta b.d
• Vasospasme sistemik
5. Hipertensi
• Penurunan perfusi uteroplasenta
6. Risiko tinggi cedera ibu b.d
• Iritabilitas SSP akibat edema otak, vasospasme, penurunan perfusi ginjal
• Terapi magnesium sulfat dan antihipertensi
7. Risiko tinggi cedera pada janin b.d
• Insufisiensi uteroplasenta
• Kelahiran premature
• Solusio plasenta
8. Ansietas b.d efeknya pada ibu dan janin
III. Intervensi
1. Perubahan perfusi jaringan b.d. Hipertensi, Vasospasme siklik, Edema serebral, Perdarahan
• Tujuan : tidak terjadi vasospasme dan perfusi jaringan tidak terjadi
• Kriteria hasil : klien akan mengalami vasodilatasi ditandai dengan diuresis, penurunan tekanan darah, edema
Implementasi Rasional
1. Memantau asupan oral dan ifus IV MGSO4
2. Memantau urin yang kluar
3. Memantau edema yang terlihat
4. Mempertahankan tirah baring total dengan posisi miring 1. MGSO4 adalah obat anti kejang yang bekerja pada sambungan mioneural dan merelaksasi vasospasme sehingga menyebabkan peningkatan perfusi ginjal, mobilisasi cairan ekstra seluler (edema dan dieresis
2. Mengetahui haluaran urin seimbang ato tidak dengan masukan cairan.
3. Oedema merupakan indikasi terjadinya gangguan perfusi yang berlebihan.
4. Tirah baring menyebabkan aliran darah urtero plasenta, yang sering kali menurunkan tekanan darah dan meningkatkan dieresis
2. Resiko cedera tinggi pada ibu b.d. iritabilitas SSP
• Tujuan : gangguan SSP akan menurun mencapai tingkat normal
• Kriteria hasil : klien tidak mengalami kejang
Implementasi Rasional
1. Mendapatkan data-data dasar (misal DTRs,klonus)
2. Memantau pemberian IV MgSO4 dan kadar serum MgSO4
3. mengkaji adanya kemungkinan keracunan MgSO4
4. mempertahankan lingkungan yang tenang, gelap dan nyaman 1. data-data dasar dugunakan untuk memantau hasil terapi
2. MGSO4 adalah obat anti kejang yang bekerja pada sambungan mioneural dan merelaksasi vasospasme
3. Dosis yang berlebih akan membuat kerja otot menurun sehingga dapat menyebabkan depresi pernapasan berat
4. Rangsangan kuat, misalnya cahaya terang dan suara keras dapat menimbulkan kejang

3. Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress
• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi fetal distress pada janin
• Kriteria hasil : – DJJ ( + ) : 12-12-12
Implementasi Rasional
1. Monitor DJJ sesuai indikasi
2. Kaji tentang pertumbuhan janin
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun )
4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST 1. Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio plasenta
2. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul IUGR
3. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia bagi janin
4. Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin
5. USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janin
5. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelum lahir
• Tujuan: ansietas dapat teratasi
• Kriteria hasil:
1. Tampak rileks, dapat istirahat dengan tepat
2. Menuujukkan ketrampilan pemecahan masalah
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Kaji tingkat ansietas pasien. Perhatikan tanda depresi dan pengingkaran
2. Dorong dan berikan kesempatan untuk pasien atau orang terdekat mengajukan pertanyaan dan menyatakan masalah
3. Dorong orang terdekat berpartisipasi dalam asuhan, sesuai indikasi Mandiri
1. Membantu menentukan jenis intervensi yang diperlukan
2. Membuat perasaan terbuka dan bekerja sama untuk memberikan informasi yang akan membantu mengatasi masalah
3. Keterlibatan meningkatka perasaan berbagi, manguatkan perasaan berguna, memberikan kesempatan untuk mengakui kamampuan individu dan memperkecil rasa takut karena ketidaktahuan

Pencemaran Lingkungan dan Cara Penanggulangan

I. Pendahuluan
I.I Latar belakang
Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut.
Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.
Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain. Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
I.II Rumusan Masalah
1. Apa pencemaran tanah itu ?
2. Apa saja yang dapat mencemari tanah ?
3. Apa dampak dari pencemaran tanah ?
4. Bagaimana cara mencegah pencemaran tanah ?
5. Bagaimana cara menanggulangi pencemaran tanah ?
I.III Tujuan
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1. Sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai dampak pencemaran terhadap lingkungan
2. Sebagai cara untuk mencari berbagai cara untuk menanggulangi dampak pencemaran yang sedang dikaji
3. Sebagai metode pengumpulan data tentang pencemaran lingkungan
I.IV Manfaat
Makalah ini membahas mengenai pencemaran tanah, mulai dari gambaran, dampak, dan cara menanggulangi pencemaran tanah tersebut.

II. Landasan Teori
II.I Gambaran dari Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

II.II Sumber Bahan Pencemar Tanah
Karena pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, makan sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah. Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut. Dari pembahasan tersebut di atas, maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari:
a) Sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah rumah sakit.
b) Gunung berapi yang meletus/kendaraan bermotor.
c) Limbah industri.
d) Limbah reaktor atom/PLTN.
II.III Komponen Bahan Pencemar Tanah
Komponen-komponen bahan pencemar yang diperoleh dari sumber-sumber bahan pencemar tersebut di atas antara lain berupa:
a) Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati.
b) Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/ diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
c) Pencemar Udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2), menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak kesuburan tanah/ tanaman.
d) Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah?industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
e) Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif.
II.IV Dampak dari Pencemaran Tanah
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:
II.IV.I Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
II.IV.II. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
II.V Cara Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Tanah
Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan. Namun demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan.
Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:
Langkah pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:
1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
4. Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumur¬sumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam.
5. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
6. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
Langkah penanggulangan
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemara tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Langkah tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:
1. Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah atau dilakukan daur ulang menjadi barang¬barang lain yang bermanfaat, misal dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur ulang menjadi vas kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah.
2. Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata, berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur dalam sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih.
3. Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman, maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.
Dengan melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan hidup (pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah) berarti kita melakukan pengawasan, pengendalian, pemulihan, pelestarian dan pengembangan terhadap pemanfaatan lingkungan) udara, air dan tanah) yang telah disediakan dan diatur oleh Allah sang pencipta, dengan demikian berarti kita mensyukuri anugerah-Nya.
Metode lain dalam hal penanggulangan pencemaran tanah adalah :
Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti:
• Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
• Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
• Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Biomediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.

III. Kesimpulan dan Saran
III.I Kesimpulan
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).

III.II Saran
Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah, disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari dalam menjaga kelestarian tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.

Kontrasepsi Hormonal ( PIL )

I. Pendahuluan
I.I Latar belakang
Kita tahu Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Indonesia termasuk negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat setelah China, India, dan Amerika Serikat. Data pada 2010 menyebutkan bahwa populasi penduduk Indonesia berusia muda semakin tinggi. Saat ini ada 19,88 juta penduduk pada kelompok usia 20-24 tahun, 20,87 juta (15-19 tahun), dan 22,68 juta (10-14 tahun).jpnn.com
Kontrasepsi merupakan jawaban untuk dapat menekan laju jumlah pertumbuhan penduduk dengan mengatur kehamilan dan kelahiran. Selain itu alat kontrasepsi juga sangat bermakna dalam menurunkan risiko kesakitan dan kematian ibu saat melahirkan. Tundalah kehamilan sebelum usia 20 tahun, jarangkan pula kehamilan pada usia 20-35 tahun serta jangan hamil lagi pada usia di atas 35 tahun. Hal ini dilakukan untuk dapat menekan angka kematian dan kesakitan pada sang ibu disaat sedang melahirkan hingga 50%.
Kontrasepsi atau antikonsepsi adalah mencegah terjadinya konsepsi dengan memakai cara, alat atau obat-obatan. Pengaturan kelahiran (birth control) adalah penggunaan alat-alat atau cara-cara dengan maksud mengatur jumlah dan jarak waktu kelahiran. Keluarga berencana adalah suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
Secara umum, kontrasepsi dibagi dua menurut cara pelaksanaannya :
a) Cara temporer (spacing): yaitu menjarangkan kelahiran selama beberapa tahun sebelum menjadi hamil lagi.
b) Cara permanen (kontap): yaitu mengakhiri kesuburan dengan cara mencegah kehamilan secara permanen; pada wanita disebut sterilisasi dan pada pria disebut vasektomi.
Ada berbagi jenis macam alat dan metode kontrasepsi, pada kesempatan kali ini makalah kami ini akan membahas alat kontrasepsi temporer yaitu berupa kontrasepsi hormonal yang berupa pil.
I.II Rumusan Masalah
1.Apa kontrasepsi hormonalyang berbentuk pil itu ?
2.Bagaimana cara kerja kontrasepsi hormonal berbentuk pil ?
3.Bagaimana cara pengkonsumsian pil ?
4.Apa dampak negtif maupun positif kontrasepsi hormonal berbentuk pil ?
5.Bagaimana tingkat keefektifan kontrasepsi hormonal berbentuk pil ?
I.III Tujuan
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1.Sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai kontrasepsi hormonal yang berbentuk pil
2.Sebagai cara untuk mencari berbagai informasi tentang alat kontrasepsi hormonal yang berbentuk pil
3.Sebagai metode pengumpulan data tentang kontrasepsi hormonal yang berbentk pil
I.IV Manfaat
Makalah ini membahas mengenai cara kerja, cara pengkonsumsian, dampak positif maupun negative dan tingkat keefektifan kontrasepsi hormonal berbentuk pil.

II. Pembahasan
II.I Alat kontrasepsi hormonal (PIL)
Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu dari metode-metode paling efektif untuk mengontrol fertilitas secara reversible. Kontrasepsi hormonal adalah salah satu cara untuk mencegah kehamilan yang berisi hormone steroid. Kontrasepsi hormonal , menurut dr. Boyke Dian Nugraha, adalah kontrasepsi yang mengunakan hormon progesteron atau kombinasi hormon progesteron dan estrongen. Hal ini didasarkan pada kandungan alat kontrasepsi yang mengandung hormon progesterone atau estrogen saja. Hormon progesterone memiliki prinsip kerja mencegah keluarnya sel telur dari indung telur dan mengentalkan cairan di leher rahim sehingga menyulitkan sperma untuk menembusnya. Alat kontrasepsi hormonal dapat berupa pil, injection,dan implant.
Pil atau yang biasa disebut pil KB mengandung kedua hormon wanita, yaitu estrogen dan progesterone. Kedua hormon ini memiliki prinsip kerja menghentikan ovulasi yaitu mencegah lepasnya sel telur dari ovarium dan membuat servical mucus menjadi tebal sehingga sulit untuk dilewati sperma. Keefektifan alat kontrasepsi ini berkisar antara 6-8/1000 kehamilan (pada periode tahun pertama) dan akan lebih efektif apabila digunakan secara teratur dan benar (kehamilan terjadi 1/100 kehamilan).
Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah.Ada tiga jenis pil KB yaitu :
1.pil kombinasi, Disebut pil kombinasi karena pil KB jenis ini mengandung kombinasi derivat estrogen (cth: etinil estradiol) dan derivat progestin (cth: levonorgestrel) dalam dosis kecil.
2.pil mini, pil mini hanya mengandung progestin saja (cth: neretindron, norgestrel, atau linestrenol). Oleh karena itu, pil mini cocok untuk ibu menyusui karena tidak mengandung derivat estrogen sehingga tidak mempengaruhi produksi ASI. Contoh pil mini yang beredar di pasaran adalah exluton dan minipil.
3.pil kontrasepsi darurat.
II.II Cara Kerja PIL Kontrasepsi Hormonal
Estrogen berkhasiat mempengaruhi ovulasi, perjalanan ovum atau implantasi. Ovulasi dihambat melalui pengaruh estrogen terhadap hipotalamus dan selanjutnya menghambat FSH dan LH. Ovulasi tidak selalu dihambat oleh pil kombinasi yang mengandung estrogen 50 mikrogram atau kurang. Kalaupun daya guna preparat ini tinggi, hal itu adalah pengaruh progesteron di samping estrogen.
Implantasi telur yang sudah dibuahi dihambat oleh estrogen dosis tinggi (dietilstilbestrol, etinil estradiol) yang diberikan pada pertengahan siklus haid. Jarak antar konsepsi dan implantasi adalah 6 hari. Biopsi endometrium yang dilakukan sesudah pemberian estrogen dosis tinggi pasca konsepsi menunjukkan efek antiprogresteron, yang dapat menghambat implantasi. Perjalanan ovum dpercepat dengan pemberian estrogen pasca konsepsi.
Fungsi progesteron adalah menyiapkan endometrium untuk implantasi dan mempertahankan kehamilan. Beberapa khasiat progesteron dalam kontrasepsi adalah :
•Lendir servik menjadi lebih pekat, sehingga penetrasi sperma jadi lebih sulit
•Kapasitasi sperma dihambat oleh progesteron.
•Menghambat perjalanan ovum dalam tuba sebelum konsepsi.
•Menghambat implantasi sebelum ovulasi
•Menghambat ovulasi pada poros hipofisis-hipotalamus.
II.III Cara Pengkonsumsian PIL Kontrasepsi Hormonal
Baik pil kombinasi maupun pil mini, biasanya tersedia dalam kemasan strip berisi 28 butir. Dari jumlah ini, 21 diantaranya mengandung hormon sedangkan 7 sisanya hanya mengandung vitamin. Pil yang mengandung vitamin ini berfungsi sebagai pengingat dan biasanya warnanya berbeda dengan pil yang mengandung hormon. Bagi ibu yang baru pertama kali menggunakan pil KB, pil pertama diminum pada hari pertama haid; untuk pil selanjutnya diminum sebutir setiap hari. Agar tidak lupa, sebaiknya pil KB diminum pada jam sama setiap harinya, misalnya setiap jam 7 malam. Jika lupa minum 1 butir pil hormonal, maka harus segera diminum saat ingat. Jika ingatnya pada waktu akan meminum pil selanjutnya, maka pil kb diminum 2 butir sekaligus. Jika lupa meminum 2 butir atau lebih pil hormonal, maka dalam 7 hari gunakan kondom apabila melakukan hubungan seksual atau hindari hubungan seksual. Jika lupa meminum pil pengingat (yang hanya mengandung vitamin), maka buanglah pil pengingat yang terlupakan dan teruskan meminum pil selanjutnya.
Berbeda dengan pil kombinasi dan pil mini, pil kontrasepsi darurat tidak diminum secara teratur. Pil ini hanya diminum setelah melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan. Pil ini sama sekali bukan untuk menggugurkan, tetapi hanya mencegah pertemuan sel telur dan sperma sehingga tidak terjadi pembuahan. Mekanismenya dengan cara mengentalkan lendir pada mulut rahim sehingga sperma terhambat untuk memasuki rahim. Oleh karena itu, agar efektif, pil ini harus sesegera mungkin diminum pasca hubungan seksual. Salah satu contoh pil kontrasepsi darurat adalah strip yang terdiri dari dua tablet yang masing-masing berisi 0,75 mg Levonorgestrel (hormon progestin). Cara pemakaiannya adalah, tablet pertama diminum tidak lebih dari 120 jam setelah hubungan seksual tanpa pengaman. Sedangkan tablet kedua diminum 12 jam setelah tablet pertama diminum.

II.IV Keuntungan PIL Kontraseosi Hormonal
Ada berbagai macam keuntungan dan kekurangan alat kontrasepsi ini. Berikut ini penjelasannya :
Keuntungan Kontrasepsi Oral ( Pil )
1.Mudah menggunakannya
2.Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda.
3.Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi
4.Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)
5.Mengurangi resiko kanker ovarium.
6.Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat pemakaian pil yang mengandung estrogen.
7.Menstrusi lebih teratur
8.Tidak menurunkan libido

Kerugian
1.Harus meminumbya secara teratur
2.Kehamilan diluar kandungan, s/d 90%
3.Kanker indung telur (ovarium) dan endometrium, s/d 40%
4.Benjolan jinak payudara, s/d 40%
5.Kista indung telur, s/d 80%
6.Penyakit radang panggul (PID = Pelvic Inflammatory Disease),s/d50%
7.Infertilitas primer, s/d 40%
8.Anemia, s/d 50%
9. Tidak dianjurkan pada ibu menyusui
10. Tidak melindungi dri penyakit menular
11. Harus diresepkan dokter
12. Membutuhkan waktu yang lama, agar siklus haid kembali normal saat penghentian peminuman pil kombinasi



III. Penutup
III.I Kesimpulan
Kontrasepsi hormonal berupa pil merupakan salah satu bentuk alat dan metode kontrasepsi. Ada tiga jenis pil yang pada intinya fungs dan kandungannya sama, tergantung dari kebutuhan dan minat dari pengguna. Kandungan inti dari pil kontrasepsi hormonal adalah mencakup preparat hormon progesterone dan estrogen. Dimana estrogen berfungsi menghambat ovulasi mempengaruhi ovulasi, perjalanan ovum atau implantasi. Ovulasi dihambat melalui pengaruh estrogen terhadap hipotalamus. Sedangkan progesterone bekerja secara membantu kerja dari hormone estrogen dan menghambat laju seperma melalui pemekatan lender pada vagina. Cara pengkonsumsian dari kontrasepsi ini sangat mudah dan memrlukan keteraturan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Ada beberapa keuntungan dan kerugian dari penggunaan kontrasepsi ini tergantung bagaimana cara kita menyikapi dan menggunakan dosis obat sesui indikasi. Kontrasepsi hormonal berupa pil sangat efektif dalam membantu pemerinth mengurangi laju jumlah penduduk dengan kerjasama dari berbagai pihak di bidang terkait masalah pertumbuhan penduduk
III.II Saran
Untuk lebih memahami semua tentang kontrasepsi hormonal yang berupa pil, disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu menjelaskan tentang apa yang dibahas dalam makalah ini.