| BUKU MANAJEMEN KEPERAWATAN | untuk  | 
AGF Consulting
Management Research, Training & Consulting Services
Wisma Daya, Jl. Asemka No. 21 Jakarta, Telp. (021) 2600837, Telp/Fax (021) 2600907
Jl. Karang Rejo Barat No. 41, Telp/Fax (024) 8312963, Semarang
E-mail : augustyf@hotmail.com

Performance Monitoring :
 
Rangkuman oleh
S.E.I. Sriyanti
Desember 2003
 
Tuntutan
 Masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai 
suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu 
Pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam 
pengembangan ke masa depan. 
Perawat
 harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan
 masyarakat , dan menjadi tenaga perawat yang professional.
Pengembangan  dalam
 berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling 
bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan.Oleh karena 
itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan , ilmu 
keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan 
Indonesia dalam proses profesionalitas.Proses profesionalisasi merupakan
 proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima 
secara spontan oleh  masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistim pelayanan kesehataan.
Keperawatan Indonesia
 sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan keperawatan 
sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan dalam aspek 
keperawatan yaitu : penataan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan 
dan asuhan keperawatan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan 
penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan.
Perubahaan-perubahaan
 ini akan membawa dampak yang positif seperti makin meningkatnya mutu 
pelayanan kesehatan/keperawatan yang diselenggarakan, makin sesuainya 
jenis dan keahlian tenaga kesehatan/keperawatan yang tersedia dengan 
tuntutan masyarakat, bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga 
kesehatan.Oleh karena alasan-alasan di atas maka Pelayanan keperawatan 
harus dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya Manajemen 
Keperawatan.
Manajemen
 Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di 
Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan 
Aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.
Untuk
 lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu 
mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi 
keperawatan, bagaimana tugas dan tanggung-jawab dari masing-masing 
personil di dalam organisasi yang pada akhirnya akan membawa kita untuk 
lebih mengerti bagaimana konsep dasar  dari Manajemen Keperawatan itu sendiri.
 
A. PERAN, FUNGSI DAN TUGAS TENAGA KEPERAWATAN 
A.1  PERAN
Peran Perawat Kesehatan 
a.        Pelaksana Pelayanan Keperawatan
Perawat
 bertanggung-jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari yang 
bersifat sederhana sampai pada yang paling kompleks kepada pasien, 
keluarga, kelompok dan masyarakat
b.        Pengelola dalam bidang Pelayanan Keperawatan 
Tenaga
 keperawatan secara fungsional mengelola pelayanan keperawatan termasuk 
perlengkapan, peralatan dan lingkungan.Disamping itu membimbing petugas 
kesehatan yang berpendidikan lebih rendah, bertanggung-jawab dalam hal 
administrasi keperawatan baik di masyarakat maupun di dalam institusi 
dalam mengelola pelayanan keperawatan untuk pasien, keluarga, kelompok 
dan masyarakat. 
c.        Pendidik Pelayanan Keperawatan 
Tenaga
 Keperawatan bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu 
keperawatan dasar bagi tenaga kesehatan lainnya dan tenaga anggota 
keluarga.
A.2  FUNGSI TENAGA PERAWAT
Tenaga keperawatan diharapkan dapat melaksanakan fungsi (pada pasien-pasien yang dirawat) sebagai berikut :
a.      Menentukan kebutuhan kesehatan pasien dan mendorong pasien untuk berperan serta di dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
b.      Memberikan
 penyuluhan kesehatan mengenai kebersihan perorangan, kesehatan 
lingkungan, kesehatan mental, gizi, kesehatan ibu dan anak, pencegahan 
penyakit dan kecelakaan.
c.      Memberikan
 Asuhan Keperawatan kepada pasien yang meliputi perawatan darurat,serta 
bekerjasama dengan dokter dalam program pengobatan
d.      Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi dan menerima rujukan dari organisasi kesehatan lainnya.
e.      Melaksanakan  pencatatan pelaporan asuhan Keperawatan. 
A.3 TUGAS
Sebagai penjabaran dari fungsi maka tugas tenaga keperawatan adalah :
a.      Memelihara kebersihan dan kerapihan di dalam ruangan 
b.      Menerima pasien baru
c.      Melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode proses keperawatan
d.      Mempersiapkan pasien keluar
e.      Membimbing dan mengawasi pekarya kesehatan dan pekarya rumah tangga
f.        Mengatur tugas jaga
g.      Mengelola peralatan medik dan keperawatan, bahan habis pakai dan obat
h.      Mengelola administrasi
B. PROFIL PERAWAT PROFESIONAL
Pelayanan Keperawatan di masa mendatang harus dapat memberikan Consumer Minded terhadap pelayanan yang diterima.Implikasi pelayanan keperawatan  akan
 terus mengalami perubahaan dan hal ini akan dapat terjawab dengan 
memahami dan melaksanakan karakteristik perawat professional dan perawat
 millennium. Menurut Nursalam Peran perawat di masa depan harus 
berkembang seiring dengan perkembangan IPTEK dan tuntutan kebutuhan 
masyarakat, sehingga perawat, dituntut mampu manjawab dan mengantisipasi
 terhadap dampak dari perubahan.Sebagai Perawat professional maka peran 
yang diemban adalah “CARE”  yang meliputi :
|     |        
COMMUNICATION 
 |        
C  = 
 |        
COMPLETE 
 |   
|     |        |        
A  = 
 |        
ACCURATE 
 |   
|     |        |        
R  = 
 |        
RAPID 
 |   
|     |        |        
E  = 
 |        
ENGLISH 
 |   
|     
   A  = 
 |        
ACTIVITY 
 |        
C  = 
 |        
COOPERATIVE 
 |   
|     |        |        
A  = 
 |        
APPLICABLE 
 |   
|     |        |        
R  = 
 |        
RESPOSIVE 
 |   
|     |        |        
E  = 
 |        
EMPATHY 
 |   
|     
   R  = 
 |        
REVIEW 
 |        
C  = 
 |        
CONSIDERED 
 |   
|     |        |        
A  = 
 |        
APPROPRIATE 
 |   
|     |        |        
R  = 
 |        
REASONED 
 |   
|     |        |        
E  = 
 |        
EVALUATED 
 |   
|     
   E  = 
 |        
EDUCATION    
 |        
C  = 
 |        
COMMITED 
 |   
|     |        |        
A  = 
 |        
ACADEMIC 
 |   
|     |        |        
R  = 
 |        
RESEARCH 
 |   
|     |        |        
E  = 
 |        
EXTENDED  
 |   
Perawat
 memberikan pelayanan keperawatan harus dapat berkomunikasi secara 
lengkap, adekuat, cepat. Setiap melakukan komunikasi (lisan dan tulis) 
harus memenuhi tiga syarat di atas dan juga harus mampu berbicara dan 
menulis dalam bahasa asing minimal bahasa inggris. 
Prinsip
 melakukan aktifitas/pemberian asuhan keperawatan harus dapat 
bekerjasama dengan teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya, khususnya
 tim medis sebagai mitra kerja dalam memberikan asuhan kepada 
pasien.Ativitas ini harus ditunjang dengan menunjukan suatu kesungguhan 
dan sikap empati dan bertanggung-jawab terhadap setiap tugas yang 
diemban. 
Tindakan keperawatan harus dilakukan dengan prinsip : “CWIPAT”
C   : Check the orders & Equipment
W  : Wash Your hands
I     : Identify of Patient 
P   :  Provide for Safety &Privacy
A   : Asses the Problem
T    : Tell the person or teach the patient about what you are going to do
Prinsip
 utamanya adalah moral dan Etika keperawatan. Dalam memberikan setiap 
asuhan keperawatan perawat harus selalu berpedoman pada nilai-nilai etik
 keperawatan dan standar keperawatan yang ada serta ilmu keperawatan.
Untuk
 menghindari kesalahan dalam pelaksanaan peran ini maka perawat harus 
berpegangan pada prinsip-prinsip etik keperawatan yang meliputi :
Ø      Justice             : Asas keadilan 
Setiap prioritas tindakan yang diberikan harus berdasarkan kondisi pasien, tidak ada diskriminasi pasien dan alat
Ø      Autnomy          : Asas menghormati otonomi
Setiap manusia mempunyai hak untuk menentukan tindakan terhadap dirinya sendiri
Ø      Benefienc        : Asas Manfaat
Setiap tindakan yang diberikan kepada klien harus bermanfaat bagi klien dan menghindarkan dari kecacatan 
Ø      Veracity           : Asas kejujuran
Perawat dalam berkomunikasi harus mengatakan yang benar dan jujur kepada klien
Ø      Confidentiality : Asas Kerahasiaan
   Apa yang dilaksanakan oleh perawat harus didasarkan pada  tanggung-jawab moral dan profesi
Perawat
 harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap profesi dengan jalan 
terus menerus menambah ilmu melalui melalui pendidikan formal/nonformal,
 sampai pada suatu keahlian tertentu.
Pengembangan pelayanan keperawatan yang paling efektif harus didasarkan pada hasil temuan-temuan Ilmiah yang dapat diuji ke-sahihannya. 
C. PROFIL PERAWAT MILLENIUM
Karakteristik Perawat Millenium :
   
  |   
C                     : Career
A                     : Activity
R                     : Role
E                     : Enhancement
1.   Career 
Perawat
 dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, harus mempunyai dasar
 pendidikan yang memadai, karena dengan keahlian dan dasar pendidikan 
yang tinggi sebagai indicator jaminan kualitas pelayanan kepada konsumen
 dan menghindarkan dari kesalahan-kesalahan yang fatal. Perawat juga 
harus memahami bagaimana konsep manajemen secara keseluruhan, khususnya 
Manajemen Keperawatan.
2.   Activity 
Perawat harus memahami tentang semua tindakan yang dilakukan, baik dari segi keilmuan maupun etik dan moral Keperawatan.
3.   Role 
Dalam
 melaksanakan perannya, perawat dituntut mampu bekerjasama dengan 
profesi lain. Oleh karena itu Perawat harus dapat membedakan peran yang dimaksud.
4.   Enhancement 
Prinsip
 utama pelayanan keperawatan adalah pengembangan diri secara 
terus-menerus seiring dengan perkembangan jaman yang dinamis, berubah 
setiap saat.Perawat dituntut untuk menunjukan independensi dalam 
memberikan asuhan  dan tumbuhnya rasa percaya diri
 yang tinggi.Hal ini bisa ditempuh dengan mulai mempersiapkan diri dan 
membekali diri yang baik mulai sekarang.
Dengan
 memahami bagaimana karakteristik Perawat Profesional & Milenium 
seperti yang sudah dijelaskan di atas maka diharapkan agar  para
 perawat mau mengembangkan dirinya masing-masing dengan mengikuti 
pelatihan-pelatihan untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya  agar dimasa mendatang mampu memenuhi kriteria-kriteria dari perawat profesional dan perawat millenium.
 
Pada langkah awal kita perlu memahami terlebih dahulu apa yang dimaksudkan dengan Manajemen Keperawatan
Manajemen
 merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan 
suatu kegiatan di organisasi.Sedangkan Manajemen Keperawatan adalah : 
proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan
 keperawatan secara professional.
Proses
 Manajemen Keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu 
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga 
diharapkan keduanya saling menopang.Sebagaiman yang terjadi di dalam 
proses keperawatan, di dalam Manajamenen Keperawatan-pun terdiri dari 
Pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan 
evaluasi hasil.Karena Manajemen Keparawatan mempunya kekhususan terhadap
 mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam
 proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses 
keperawatan. Bagaimana langkah-langkah di dalam Proses Manajemen 
Keperawatan akan dijelaskan di dalam proses Manajemen Keperawatan di 
bawah ini
B.    PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN 
Proses
 adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Di 
dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa sebuah pembebasan 
dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi, argumentasi 
pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan kemudahan dari kebebasan 
maksimal.Di dalam proses manajemen Keperwatan, bagian akhir adalah 
perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok pasien.
Proses Manajemen Keperawatan :
1.  PENGKAJIAN – PENGUMPULAN DATA
Pada
 tahap ini perawat dituntut tidak hanya megumpulkan informasi tentang 
keadaan pasien, melainkan juga mengenai institusi (rumah 
sakit/puskesmas), tenaga keperawatan, administrasi dan bagian keuangan 
yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan.
Pada
 tahap ini harus mampu mempertahankan level yang tinggi bagi efisiensi 
salah satu bagian dengan cara menggunakan ukuran pengawasan untuk 
mengidentifikasikan masalah dengan segera, dan setelah mereka terbentuk 
kemudian dievaluasi apakah rencana tersebut perlu diubah atau prestasi 
yang perlu dikoreksi.
2.  PERENCANAAN
Perencanaan
 disini dimaksudkan untuk menyusun suatu rencana yang strategis dalam 
mencapai tujuan, seperti menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan 
kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja,
 memutuskan ukuran  dan tipe tenaga keperawatan 
yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat 
mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakkan kebijaksanaan dan 
prosedur operasional untuk mencapai visidan misi yang telah ditetapkan.
4.      PELAKSANAAN
Pada
 tahap ini Manajemen Keperawatan memerlukan kerja melalui orang lain, 
maka tahap implementasi di dalam proses manajemen terdiri dari dan 
bagaimana memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang telah 
direncanakan.
4.      EVALUASI
Tahap
 akhir dari proses manajerial adalah melakukan evaluasi seluruh kegiatan
 yang telah dilaksanakan.Pada tahap ini manajemen akan memberikan nilai 
seberapa jauh staf mampu melaksanakan tugasnya dan mengidentifikasi 
factor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.
Sistim di dalam manajemen Keperawatan :
a.      Pengumpulan data 
Personalia, Pasien, Peralatan dan persediaan
b.      Perencanaan 
Tujuan, Sistim, Standar, Kebijaksanaan, Prosedur, Anggaran
c.      Pengaturan 
Tabel organisasi, Evaluasi Tugas, Deskripsi kerja, Pembentukan kerjasama tim
d.      Kepegawaian 
Klasifikasi
 pasien, penentuan kebutuhan staff, rekrutmen, pemilihan orientasi, 
penjadualan, penugasan, minimalisasi ketidakhadiran, penurunan 
pergantian, pengembangan staff.
e.      Kepemimpinan 
Penggunaan
 kekuatan, pemecahan masalah,pengambilan keputusan, mempengaruhi 
perubahan, menangani konflik, komunikasi dan analisa transaksional.
f.        Pengawasan 
penelitian,
 Jaminan Keselamatan, Audit pasien, penilaian prestasi, disiplin, 
hubungan pekerja tenaga kerja, sistim informasi komputer
A.   VISI & MISI KEPERAWATAN
Sebagai
 langkah awal di dalam Manajemen Keperawatan yang harus dilakukan adalah
 mengumpulkan segala informasi yang dibutuhkan di dalam Manajemen 
Keperawatan baik tentang pasien, tenaga perawat dan 
sebagainya.Pengumpulan data ini bisa dilakukan dengan menggunakan 
analisis SWOT : bagaimana kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman 
bagi organisasi Keperawatan
Data-data
 yang sudah dikumpulkan akan dijadikan dasar untuk melakukan 
identifikasi terhadap masalah-masalah yang mungkin ada di Rumah sakit 
yang memiliki hubungan erat dengan Praktek keperawatan di Rumah sakit. 
Untuk itu sebelumnya kita akan menentukan dulu apa visi dan misi dari Keperawatan.
Visi  Keperawatan 
Visi
 Keperawatan diartikan sebagai Pernyataan keyakinan tentang keperawatan 
dan manifestasi dari nilai-nilai dalam keperawatan yang digunakan untuk 
berfikir dan bertindak.
Visi
 ini dimaksudkan agar perawat harus dapat mempunyai sudut pandang dan 
pengetahuan yang luas tentang manajemen dan proses perubahaan yang 
terjadi saat ini dan akan datang.
Misi Keperawatan 
Misi
 dapat diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi 
keperawatan dalam melaksanakan visi yang telah ditetapkan, yaitu menjaga
 dan mengawasi  sustu proses profesionalisme keperawatan Indonesia agar berjalan  dan berkesinambungan.
Rumus sukses mencapai visi dan misi 
![]()  |   
Inti
 konsep dasar dari manajemen adalah : perlu adanya suatu keseimbangan 
antara visi, misi dan motivasi yang jelas dalam mencapai tujuan 
organisasi yang telah ditetapkan. 
B.   PENGUMPULAN DATA
a.  Ketenagaan Keperawatan :
¨Lingkungan kerja 
§         Gambaran umum jumlah tempat tidur /tanggal 
§         Lokasi dan denah ruang
§         Fasilitas untuk pasien 
§         Fasilitas untuk petugas
§         Fasilitas peralatan dan bahan kesehatan 
¨      Sumber Daya Manusia 
§         Tenaga Keperawatan 
§         Tenaga non-keperawatan 
¨      Ketenagaan Keperawatan dan Pasien 
Pada
 suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung 
pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien. Menurut Douglas 
(1984) Leveridge & Cummings (1996) klasifikasi derajat 
ketergantungan pasien dibagi 3 kategori yaitu : Perawatan minimal 
memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam, Perawatan Intermedit memerlukan waktu 
3-4 jam/24 jam dan Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 
jam.24 jam.Dalam penelitian tentang jumlah tenaga perawat di rumah 
sakit, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dn 
malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien seperti pada tabel 
di bawah ini :
|     
KLASIFIKASI & KRITERIA 
 |        
YA 
 |        
TIDAK 
 |   
|     
I.          MINIMAL CARE 
1.   Pasien   bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan 
·     Mampu naik-turun tempat tidur 
·     Mampu Ambulasi dan berjalan sendiri 
·     Mampu mandi sendiri/mandi sebagian dengan bantuan 
·     Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri) 
·     Mampu nerpakaian dan berdandan dengan sedikit   bantuan 
·     Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan 
2.   Status   Psikologis Stabil 
3.   Pasien   dirawat untuk prosedur diagnostik  
4.   Operasi   ringan 
 |        |        |   
|     
II.   INTERMEDIT   CARE 
1.Pasien   memerlukan bantuan perawat sebagian 
·     Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik-turun   tempat tidur 
·     Membutuhkan bantuan untuk  Ambulasi / berjalan  
·     Membtuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan 
·     Membutuhkan bantuan untuk makan (disuap) 
·     Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut 
·     Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan  
·     Membutuhkan bantuan untuk  BAB dan BAK  
5.      Post   operasi minor (24 jam) 
6.      Melewati   fase akut dari post operasi mayor 
7.      Fase   awal dari penyembuhan 
8.      Observasi   tanda-tanda vital setiap 4 jam 
9.      Gangguan   emosional ringan 
 |        |        |   
|     
III.    TOTAL CARE 
1.Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan   memerlukan waktu perawat yang lebih lama 
·     Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi   dari tempat tidur ke kereta dorong / kursi roda 
·     Membutuhkan latihan pasif 
·     Kebutuhan nutris dan cairan dipenuhi melalui terapi   intravena (infus) atau NG tube (sonde) 
·     Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut 
·     Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan   berdandan 
·     Dimandikan perawat 
·     Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter 
2.24 jam   post operasi mayor 
3.Pasien tidak   sadar 
4.Keadaan   pasien tidak stabil 
5.Observasi   TTV setiap kurang dari jam 
6.Perawatan   luka bakar 
7.Perawatan   kolostomi 
8.Menggunakan   alat bantu pernapasan (respirator) 
9.Menggunakan   WSD 
10.      Irigasi   kandung kemih secara terus menerus 
11.      Menggunakan   alat traksi (skeletal traksi) 
12.      Faktur   dan atau pasca operasi tulangbelakang /leher 
13.      Gangguan   emosional berat, bingung dan disorientasi 
 |        |        |   
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pada suatu ruang rawat
|     
a.      Pasien 
 |        
Klasifikasi Pasien 
 |   ||||||||
|     
Minimal 
 |        
Parsial 
 |        
Total 
 |   |||||||
|     
Pagi 
 |        
Siang 
 |        
Malam 
 |        
Pagi 
 |        
Siang 
 |        
Malam 
 |        
pagi 
 |        
siang 
 |        
malam 
 |   |
|     
1 
 |        
0,17 
 |        
0,14 
 |        
0,10 
 |        
0,27 
 |        
0,15 
 |        
0,07 
 |        
0,36 
 |        
0,30 
 |        
0,20 
 |   
|     
2 
 |        
0,34 
 |        
0,28 
 |        
0,20 
 |        
0,54 
 |        
0,30 
 |        
0,14 
 |        
0,72 
 |        
0,60 
 |        
0,40 
 |   
|     
3 
 |        
0,51 
 |        
0,42 
 |        
0,30 
 |        
0,81 
 |        
0,45 
 |        
0,21 
 |        
1,08 
 |        
0,90 
 |        
0,60 
 |   
Konsep perhitungan ketenagaan (Ratna Sitorue, 2002) 
Penetapan
 jumlah perawat dilakukan dengan menghitung jumlah pasien berdasarkan 
derajat ketergantungan selama satu bulan dan dihitung jumlah perawat 
yang dibutuhkan untuk setiap hari.Setelah itu ditetapkan rata – rata 
jumlah perawat setiap hari.  
Sebagai
 contoh, suatu ruang rawat dengan 22 pasien (3 pasien dengan perawatan 
minimal, 14 pasien dengan perawatan intermediet, dan 5 pasien dengan 
perawatan total) maka jumlah perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi 
adalah :
3     x   0,17   =   0,51
14   x   0,27   =   3,78
5     x   0,36   =   1,90
Jumlah                6,09 -------------- 6 orang
b.     Penerapan Model Asuhan Keperawatan
Berdasarkan
 hasil pengkajian terhadap data-data yang sudah dikumpulkan pada tahap 
sebelumnya maka metode/model pemberian asuhan keperawatan harus 
ditentukan,karena keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien 
sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan 
yang professional.
Model seperti apakah yang bisa atau seharusnya diterapkan pada Rumah sakit  harus ditentukan terlebih dahulu. 
Metode
 pemberian asuhan keperawatan ini harus efisien dan efektif, artinya 
harus ada pembagian tugas, peran dan wewenang yang jelas sehingga tidak 
terdapat konflik peran/peran ganda bagi perawat.
Dasar Pertimbangan pemilihan model asuhan keperawatan :
¨            Sesuai dengan Visi dan Misi Rumahsakit
¨            Dapat diterapkan proses keperatan di didalam Asuhan keperawatan
¨            Efektif dan efisiensi penggunaan biaya
¨            Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga dan masyarakat
¨            Model yang dipilih harus dapat menigkatkan kepuasan perawat, dan tim kesehatan lainnya.
¨            Terlaksananya komunikasi antara perawat
Model Asuhan Keperawatan menurut Grant & Massey (1997) dan  Marquis & Huston (1998)
|     
Metode 
 |        
Deskripsi 
 |        
Penangung Jawab 
 |   
|     
Fungsional 
 |        
Perawat melaksanakan   tugas/tindakan tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada. 
 |        
Perawat yang bertugas 
 |   
|     
Kasus 
 |        
Perawat bertanggung-jawab   terhadap asuhan keperawatan dan observasi pada pasien tertentu.Ratio 1:1 
 |        
Manager Keperawatan 
 |   
|     
Tim 
 |        
Enam-tujuh perawat   professional dan perawat associate bekerja sebagai suatu tim, disupervisi   oleh kepala tim 
 |        
Ketua Tim 
 |   
|     
Primer 
 |        
Perawatbertanggung
 jawab   terhadap semua aspek asuhan keperawatan, dari hasil pengkajian 
kondisi pasien   untuk mengkoordidir asuhan keperawatan 
 |        
Perawat Primer 
 |   
Dari
 model-model keperawatan diatas yang umum digunakan di Rumah sakit 
adalah Asuhan keperawatan total : Keperawatan Tim,Keperawatan Primer
c.      Sistem Pendokumentasian
Ø      Sistem Pendokumentasian Ruangan
Dokumentasi
 yang digunakan adalah dengan sistim SOR (sources Oriented Record) yaitu
 sistim pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga 
kesehatan, misalnya dokter, perawat, ahli gizi dll.
Contoh pendokumentasian :
|     
URAIAN BAGIAN 
 |        
SUMBER 
 |   
|     
Lembar   indeks diagnosis 
Lembar   registrasi 
Lembar   masuk dan keluar RS 
Lembar   untuk penempelan surat (MRS,   rujukan) 
Daftar   masalah 
Lembar   Riwayat Penyakit 
Lembar   catatan Harian Dokter 
Lembar   Instruksi Dokter 
Lembat   untuk Pemeriksaan Laboratorium dan radiologi 
Lembaran   Instruksi dokter dan laporan perawat 
Lembar   konsultasi 
Lembar   observasi 
Lembar   pengkajian dan asuhan keperawatan 
 |        
Dokter 
Administrasi 
Administrasi 
Administrasi 
Administrasi 
Dokter 
Dokter 
Dokter 
Dokter/Perawat 
Dokter 
Dokter 
Perawat 
Perawat 
 |   
Administrasi penunjang :
·         Buku laporan jaga harian perawat
·         Buku Injeksi dari ruangan
·         Buku observasi tanda-tanda vital
·         Buku laporan kepala ruangan
·         Buku visite
·         Lembar pengkajian khusus
Ø      Sistim Administrasi
Pada sistim administrasi ini, diuraikan tentang alur pelayanan pasien mulai masuk Rumah Sakit  sampai keluar Rumah Sakit.
![]()  |   
   
  |   
C.   ANALISA DATA DENGAN PENDEKATAN SWOT
Sebelum
 melakukan perencanaan, maka perlu dikaji terlebih dahulu beberapa hal. 
Fokus identifikasi bisa menggunakan pendekatan yang lazim dipakai yaitu :
 pendekatan SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, dan Ancaman).
Di
 dalam pendekatan ini kita akan mengumpulkan semua data tentang tenaga 
keperawatan, administrasi dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi 
fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan.Setiap data akan di 
kelompokan apakah merupakan kekuatan. Kelemahan, kesempatan ataukah 
merupakan ancaman bagi organisasi.
Berikut ini akan diberikan contoh Pengumpulan data dan Identifikasi masalah berdasarkan pendekatan SWOT 
|     
STRENGTH 
 |        
WEAKNESS 
 |        
OPPORTUNITY 
 |        
THREATENED 
 |   
|     
·        Memiliki visi, misi dan motto Keperawatan 
·        SDM terdiri dari : DIII (….orang), SPK (….orang),   Pekarya (….orang). 
·        Rumah Sakit Pemerintah Tipe ….. 
·        Terdapat Standar Asuhan Keperawatan 
·        Tersedia Sarana & prasarana Untuk pasien dan   tenaga perawat 
·        Sudah ada sistim Dokumentasi 
·        Terdapat Administrasi penunjang 
·        dll 
 |        
·        Kualitas tenaga belum memnuhi kualifikasi 
·        MKP belum dilaksanakan 
·        Belum ada pembagian tugas yang jelas 
·        Pendokumentasian proses  Keperawata belum optimal 
·        Dll  
 |        
·        Terbukanya kesemptan melanjutkan pendidikan pada   progran yang lebih baik 
·        Adanya program pelatihan/kursus 
·        Dll 
 |        
·        Persaingan antar rumah sakit yang semakin kuat 
·        Adanya tuntutan masyarkat yang lebih tinggi untuk   mendapatkan pelayanan 
·        dll 
 |   
Setelah
 dilakukan pengumpulan data dan analisa maka muncul 
permasalahan-permasalahan yang harus kita kaji untuk dilakukan 
perencanaan pembenahan.
D.   RUMUSAN MASALAH
Dari
 data-data yang sudah dikumpulkan dan sudah dilakukan analisa dengan 
pendekatan SWOT maka kita akan menemukan apa saja 
permasalahan-permasalahan di dalam sebuah organisasi Rumah Sakit 
khususnya pada Organisasi Keperawatan.Permasalahan yang ditemukan ini 
tidak saja hanya kekurangan-kekurangan yang akan menggangu atau 
menghambat di dalam Organisasi Keperawatan tetapi juga 
kemungkinan-kemungkinan peningkatan pelayanan agar dapat menjadi lebih 
baik dari sekarang. Masalah-masalah yang ditemukan akan di kumpulkan 
untuk selanjutnya dilakukan perencanaan untuk mengatasi permasalahan 
atau meningkatkan kwalitasnya.
 
Berdasarkan hasil analisa maka  perlu
 untuk membuat tim kerja dengan pembagian tugas dari masing-masing 
personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di ruang rawat inap, maka 
diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :
1.      Kepala ruangan
2.      Perawat Primer
3.      Perawat Asosier
Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit/keperawatan, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan sebelumnya, bagaiman kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta prasarana yang telah diidentifikasi pada pengumpulan data sebelumnya.
Pada
 tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan bagaimana 
rencana strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan di dalam 
Manajemen Keperawatan.
Organisasi
 mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan penerapan praktek 
keperawatan yang profesional, bagaimana format dan pendokumentasian, 
mengatur kebutuhan tenaga perawat, Mengatur tugas dan wewenang dari 
masing-masing perawat di ruangan, jadual kerja dari masing-masing 
perawat, bagaimana mensupervisi perawat,bagaimana sistim 
kepemimpinannya, Instalasi-instalasi yang menunjang di dalam proses 
keperawatan seperti, farmasi, radiologi,laboratorium, gizi (Jalur 
opersional).Hubungan dengan bagian – bagian lain yang turut mendukung di
 dalam organisasi rumah sakit ini (anggaran, karyawan non-medis, dll).
3. PENGATURAN WAKTU DAN KEGIATAN
Pada
 tahap ini setelah Semua rencana strategis di susun maka mulai dilakukan
 penetuan kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya.
Sebagai contoh di bawah ini akan diberikan  rencana kegiatan kelompok dalam penerapan model asuhan Keperawatan Profesional yang akan dilakukan dalam satu bulan.
|     
MINGGU 
 |        
URAIAN   RENCANA KERJA 
 |   
|     
I 
 |        
1.      Pembuatan   Struktur organisasi kelompok 
2.      Orientasi   ruangan dan perkenalan 
3.      Analisa   situasi dan perumusan masalah 
4.      Penyusunan   program kerja 
5.      Penyusunan   proposal pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional 
6.      Penyusunan   jadwal dan rancangan pembagian peran dalam penerapan model praktek keperawatan   profesional 
7.      Penyusunan   format pengkajian khusus dan sistim dokumentasi asuhan keperawatan 
8.      Penyusunan   proposal, prosedur sentralisasi obat, dan kelengkapan administrasinya 
9.      Penyusunan   format supervisi 
10.  Penyusunan   format penunjang kegaiatan lainnya, seperti format kegiatan harian 
11. Uji coba   peran 
 |   
|     
II 
 |        
1.      Penerapan   Model asuhan Keperawatan Profesional : Aplikasi peran, pendelegasian tugas,   dan proses dokumentasi keperawatan 
2.      Penyempurnaan   format kajian dan dokumentasi Keperawatan 
3.      Penyelenggaraan   Supervisi Keperawatan 
4.      Penyelenggaraan   Sentralisasi Obat 
5.        Persiapan penyelenggaraan rotasi dinas 24 jam 
 |   
|     
III 
 |        
1.      Penerapan model asuhan keperawatan profesional : Aplikasi   peran, pendelegasian tugas, dan proses dokumentasi keperawatan 
2.        Penerapan   semua program 
3.        Penyelengaraan   rotasi 24 jam 
 |   
|     
IV 
 |        
1.        Evaluasi   penerapan model asuhan keperawatan profesional 
2.        Penyusunan   laporan 
 |   
3. PERSIAPAN PELAKSANAAN
Setelah
 seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu 
pelaksanaannya, selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk 
pelaksanaannya.Inti dari  tahap ini adalah mulai 
menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti dokumen-dokumen untuk 
pemberian bukti pelaksanaan, bagaimana deskripsi tugasnya, sekaligus 
juga pengaturan kembali jadwal (pembagian tugas).
4. PERSIAPAN PENDOKUMENTASIAN
Dalam
 kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain 
bentuk sistim dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format 
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya.Termasuk di dalam persiapan ini
 adalah mengevaluasi kesesuaian format yang dipergunakan selama ini 
berdasarkan kriteria : apakah sudah sesuai dengan standar dokumentasi 
keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua oleh perawat yang ada di 
ruangan, apakah efisien dan efektif dalam pelaksanannya? Dari 
pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian ditentukan tentang model 
pendokumentasian yang sesuai.
5. PERSIAPAN EVALUASI
Evalusi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan sekaligus didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara umum. Di bawah ini akan diberikan contoh Instrumen Evaluasi dari sisi kepuasan Pasien dan Perawat.
Instrumen Kepuasan Pasien
Jawablah pertanyaan ini dengan meberikan tanda silang pada jawaban yang telah disediakan
|     
1. 
 |    |||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
2. 
 |        
Dalam melayani pasien perawat   bersikap sopan dan ramah 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
3. 
 |        
Perawat menjelaskan peraturan   rumah sakit pertamkali anda masuk RS 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
Kadang-kadang 
 |        
Tidak 
 |   |
|     
4. 
 |        
Perawat menjelaskan fasilitas   yang tersedia di Rumah Sakit pada saat pasien baru 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
5. 
 |        
Perawat
 menjelaskan dimana   tempat-tempat yang penting untuk kelancaran 
perawatan (kamar mandi, ruang   perawat, tata usaha dll) 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
6. 
 |        
Perawat menjelaskan tujuan   perawatan terhadap pasien 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
7. 
 |        
Ada perawat atau kepala ruang yang menunjukan kepada   pasien tentang perawat yang bertanggung-jawab kepada pasien 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
8. 
 |        
Perawat memperhatikan  dan menanggapi keluhan pasien 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
9. 
 |        
Perawat memberikan keterangan   tentang masalah yang dihadapi oleh pasien 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
10. 
 |        
Perawat memberikan penjelasan   sebelum melakukan tindakan keperawatan 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
11. 
 |        
Perawat meminta persetujuan   kepada pasien atau keluarga sebelum melakukan tindakan 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
12. 
 |        
Perawat menjelaskan prosedur   tindakan yang akan dilakukan sebelum melakukan tindakan 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
13. 
 |        
Perawt menjelaskan resiko atau   bahaya suatu tindakan pada pasien sebelum melakukan tindakan 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
14. 
 |        
Perawat memberikan keterangan   atau penjelasan dengan lengkap dan jelas 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
15. 
 |        
Perawat selalu memantau atau   mengobservasi keadaan pasien secara rutin  
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
16. 
 |        
Perawat selalu menjaga kebersihan   ruangan 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
17. 
 |        
Perawat melakukan tindakan   keperawatan dengan terampil dan percaya diri 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
|     
18. 
 |        
Dalam melakukan tindakan   keperawatan, perawat selalu menilai kembali keadaan anda. 
 |   ||
|     
          Ya 
 |        
          Kadang-kadang 
 |        
          Tidak 
 |   |
Instrumen Kepuasan Perawat (Aplikasi dari teori Maslow)
Jawablah pertanyaan ini dengan meberikan tanda silang pada jawaban yang telah disediakan
   NO |       PERNYATAAN |       STP |       TP |       CP |       P |       SP |   
   1. |       Jumlah gaji yang diterima dibandingkan pekerjaan yang saudara lakukan |        |        |        |        |        |   
   2. |       Sistim gaji yang dilakukan institusi tempat saudara bekerja |        |        |        |        |        |   
   3. |       Jumlah gaji yang diterima dibandingkan pendidikan saudara |        |        |        |        |        |   
   4. |       Pemberian Insentif tambahan atas suatu prestasi atau kerja ekstra |        |        |        |        |        |   
   5. |       Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang mendukung pekerjaan |        |        |        |        |        |   
   6. |       Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar mandi, te,pat parker dan kanting |        |        |        |        |        |   
   7. |       Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan ventilasi udara, kebersihan dan kebisingan |        |        |        |        |        |   
   8. |       Adanya jaminan atas kesehatan/keselamatan kerja |        |        |        |        |        |   
   9. |       Perhatian Institusi rumah sakit terhadap saudara |        |        |        |        |        |   
   10 |       Hubungan antar karyawan dalam kelompok kerja |        |        |        |        |        |   
   11 |       Kemampuan dalam bekerjasama antar karyawan |        |        |        |        |        |   
   12 |       Sikap teman-teman kerja terhadap saudara |        |        |        |        |        |   
   13 |       Kesesuaian antara pekerjaan dengan latar pendidikan saudara |        |        |        |        |        |   
   14 |       Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja dengan penugasan yang diberikan |        |        |        |        |        |   
   15 |       Kemampuan supervise /pengawas dalam membuat keputusan |        |        |        |        |        |   
   16 |       Perlakuan atasan selama saya bekerja di sini |        |        |        |        |        |   
   17 |       Kebebasan melakukan suatu metode sendiri dalam membuat keputusan |        |        |        |        |        |   
   18 |       Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui pelatihan atau pendidikan tambahan |        |        |        |        |        |   
   19 |       Kesempatan untuk mendapat posisi yang lebih tinggi |        |        |        |        |        |   
   20 |       Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan mendapatkan kenaikan pangkat |        |        |        |        |        |   
Keterangan : STP : Sangat Tidak Puas, TP : Tidak Puas, CP : Cukup Puas, SP : Sangat Puas, P: Puas
Seluruh
 persiapan perencanaan sudah dilakukan, langkah berikutnya adalah mulai 
mengimplementasikan rencana yang telah di susun oleh Manajemen 
Organisasi Keperawatan.
 
Setelah
 seluruh proses perencanaan dilakukan maka langkah berikutnya adalah 
bagaimana mengimplementasikan rencana tersebut sesuai dengan prosedur 
atau waktu yang sudah ditentukan. Proses Implementasi ini diusahakan 
berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun baik dalam jenis 
kegiatan, waktu dan Personil.Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi 
ketimpangan-ketimpangan yang akan menyebabkan proses Implementasi ini 
berjalan tidak sesuai dengan rencana.
Didalam
 proses Implementasi ini ada beberapa faktor yang turut menunjang di 
dalam keberhasilan.Faktor-faktor penunjang itu antara lain : Model 
kepemimpinan, Motivasi, Delegasi dan Supervisi, Komunikasi.
A. KEPEMIMPINAN
Istilah
 Kepemimpinan di dalam Manajemen sering diartikan hanya berfungsi pada 
kegiatan supervisi, tetapi dalam keperawatan fungsi tersebut sangatlah 
luas. Jika posisi sebagai ketuan tim, kepala ruangan, atau perawat 
pelaksana dalam suatu ruang, maka perlu pemahaman tentang bagaimana 
mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan Asuhan 
Keperawatan yang berkualitas. Sebagai Perawat Profesional tidak hanya 
mengelola orang tetapi sebuah proses secara keseluruhan yang 
memungkinkan orang dapat menyelesaikan tugasnya.
Di dalam Manajemen ada beberapa model atau gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi.. Gaya kepemimpinan ini dapat diartikan sebagai suatu cara penampilan  karakteristik.
Jenis gaya Kepemimipinan  (Menurut Gillies 1996) :
§         Otoriter
 : Kepemimpinan berorientasi pada tugas atau pekerjaan.Pemimpin 
menetukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan 
keputusan.Informasi disampaikan hanya demi kepentingan tugas.Motivasi 
dengan reward dan punishment
§         Demokratis
 : Kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap 
staff.Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka.Pemimpin 
menggunakan kekuasaannya untuk mendorong ide dari staf dan memotivasi 
kelompok untuk menetukan tujuannya sendiri.
§         Pertisipatif     :  Kepemimpinan gabungan antara gaya
 otoriter dan demokrasi. Pemimpin yang menyampaikan hasil analisa dan 
mengusulkan tindakan tersebut pada bawahanya. Staf diminta saran dan 
kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan 
keputusan akhir pada kelompok.
§         Bebas
 Tindak : Merupakan pimpinan Offisial. Karyawan menentukan sendiri 
kegiatan tanpa pengarahan, supervise, dan koordinasi.Staf mengevaluasi 
pekerjaan sesuai dengan cara  sendiri.  
Dari
 gaya kepemimpinan di atas, seorang pemimpin yang baik harus bisa 
mengkombinasikan jenis gaya diatas dalam melakukan supervisi terhadap 
staf.Pemimpin yang efektif harus memiliki kemampuan untuk menggunakan 
proses penyelesaian masalah, mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, 
menunjukkan kejujuran dalam memimpin, kompeten, kreatif, dan kemampuan 
mengembangkan kelompok.
Kompetensi
 yang harus dimiliki oleh seorang Manajer Keperawatan : Kepemimpinan, 
Pengambilan Keputusan & perencanaan, Hubungan masyarakat/komunikasi,
 Anggaran, Pengembangan, Personaliti, Negosiasi.
B. MOTIVASI KERJA
Motivasi
 adalah Karakteristik psikologi manusia yang memberikan kontribusi pada 
tingkat komitmen seseorang.Motivasi ini mendorong seseorang melakukan 
pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku. 
Motivasi
 kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, 
mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan 
kerja.
Memotivasi
 adalah proses Manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia 
berdasarkan pengetahuan tentang “apa” yang membuat orang tergerak 
(Stoner & Freeman, 1995). Menurut bentuknya motivasi terdiri dari :
§         Motivasi Instrinsik      : Motivasi yang datang dari dalam diri individu
§         Motivasi Ekstrinsik    : Motivasi yang datang dari luar diri Individu
§         Motivasi Terdesak    : Motivasi yang muncul dalam keadaan terdesak. 
Dalam
 memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi, seorang pemimpin 
memegang peranan yang sangat penting.Untuk melaksanakan tugas ini 
pimpinan harus mempertimbangkan keunikan/karakteristik dari stafnya dan 
berusaha untuk memberikan tugas sebagai suatu strategi dalam memotivasi 
staf. 
C. DELEGASI & SUPERVISI
Delegasi dapat diartikan sebagai  penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain. Atau pemberian tugas kepada seseorang atau kelompok  dalam menyelesaikan tujuan organisasi.
Delegasi
 dalam praktek keperawatan professional sering mengalami masalah, dimana
 proses delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Hal ini diarenakan 
tiga hal : 
§   under
 –delegasi : Pelimpahan tugas terlalu sedikit. Staf diberi wewenang yang
 sangat sedikit, terbatas dan sering tidak terlalu jelas.
§   over-delegasi  : Pemberian delegasi berlebihan. Di sini dapat terjadi penyalahgunaan wewenang.
§   unproper
 delegasi : Pelimpahan yang tidak tepat.Kesalahan yang ditemukan adalah,
 pemberian tugas limpah, orang yang tepat, dan alasan delegasi hanya 
karena faktor senang/tidak senang. Pelimpahan ini tidak efektif karena 
kecendrungan pimpinan menilai pekerjaanya berdasarkan unsur Subyektif.
Delegasi
 yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen tanggung jawab, 
kemampuan dan wewenang.Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rasa
 tanggung-jawab terhadap penerimaan suatu 
tugas.Kemampuan(accountability) adalah kemampuan seseorang dalam 
melaksanakan tugas limpah.Wewenang (authority) adalah pemberian hak dan 
kekuasaan penerima tugas limpah untuk mengambil suatu keputusan terhadap
 tugas yang dilimpah.
Bagaimana proses pendelegasian :
1.      Seleksi dan susun tugas
2.      Seleksi orang yang tepat
3.      Berikan arahan dan motivasi staf
4.      Lakukan supervise yang tepat
Keberhasilan dalam pendelegasian akan ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini :
§         Komunikasi
 yang jelas dan lengkap : Kelengkapan informasi yang disampaikan, 
akurasi terhadap pesan, penggunaan kata-kata atau istilah yang mudah 
diterima oleh penerima pesan
§         Ketersediaan sumber dan sarana 
§         Monitoring 
§         Pelaporan kemajuan tugas limpah
D. KOMUNIKASI
Komunikasi
 merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan dan 
sebagai bagian yang selalu ada di dalam proses manajemen Keperawatan.
Komunikasi
 adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, dan pendapat dan memberikan 
nasihat dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerja 
bersama.Komunikasi juga dapat diartikan suatu seni untuk menyusun dan 
menyampaikan suatu pesan dengan cara yang gampang sehingga orang lain 
dapat mengerti dan menerima.
Model komunikasi :
§   Komunikasi tertulis : Publikasi perusahaan, Surat-menyurat ke staf, pembayaran, jurnal
§   Komunikasi secara langsung : Komunikasi secara verbal dengan atasan, atau bawahan atau dengan pihak lain.
§   Komunikasi non-verbal : Komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah, dan sikap tubuh.
§   Komunikasi via telepon 
Komunikasi
 dalam praktek keperawatan Profesional merupakan unsur utama dalam 
melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal.
Kegiatan Perawat yang memerlukan komunikasi adalah :
a.      Komunikasi saat timbang terima
Komunikasi
 yang jelas tentang kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dilakukan 
intervensi dan yang belum, serta respon pasie yang terjadi.
b.      Interview/Anamnese
Komunikasi
 dengan tujuan untuk memperoleh data tentang keadaan klien yang akan 
dipergunakan dalam mendukung masalah yang dihadapi pasien dan 
melaksanakan tindakan dengan akurat. Anamnese ini bisa dengan pasien, 
keuarga, dokter dan tim lainnya.
Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat dalam komunikasi ini :
·  Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat.Ciptakan suasan yang hangat dan kekeluargaan
·  Hindari Interupsi
·  Hindari respon dengan kata hanya ya dan tidak (perawat kurang tertarik degan topik yang dibicarakan)
·  Jangan memonopoli pembicaraan
·  Hindari hambatan personal (Jika perawat menunjukan rasa tidak senang pada klien, maka hasil yang didapt  tidak optimal)
c.      Komunikasi melalui komputer
Melalui
 komputer, informasi-informasi terbaru dapat cepat didapatkan dengan 
menggunakan internet bila perawat mengalami kesulitan dalam menangani 
masalah klien
d.      Komunikasi tentang kerahasiaan
Pasien
 yang masuk menyerahkan rahasia dan rasa percaya kepada Institusi. Oleh 
karena itu perawat harus berusaha menjaga dengan baik.
e.      Komunikasi melalui sentuhan
Metode
 ini merupakan metode dalam mendekatkan hubungan antara pasien dan 
perawat. Sentuhan yang diberikan oleh perawat juga dapat sebagai 
terapipagi pasien, khusunya pasien dengan depresi, kecemasan dan 
kebingungan, dalam mengambil suatu keputusan.
f.        Dokumentasi sebagai alat komunikasi
Ketrampilan
 dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan 
kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang 
dan akan dikerjakan oleh perawat.
Manfaat pendokumentasian ini adalah :
§   Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat
§   Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat lainnya dan tenaga kesehatan apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien
§   Manfaat dan data pasien yang akurat dan dapat dicatat.
g.      Komunikasi perawat dan tim kesehatan lainnya
Komunikasi
 yang baik akan menungkatkan hubungan professional antar perawat dan tim
 kesehatan lainnya : dokter, ahli gizi, fisioterapis, dll.
 
Tahap
 ini merupakan tahap paling akhir dari proses Manajemen Keperawatan. 
Komponen Utama pada tahap ini penilaian atau evaluasi terhadap hasil 
dari Implementasi, apakah sesuai dengan rencana atau tidak.Proses 
penilaian ini dapat diasumsikan sebagai penilaian kinerja. Penilaian 
kinerja ini merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh pimpinan 
perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan Produktivitasnya. 
Proses penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif dalam 
mengarahkan perilaku staf dalam rangka menghasilkan jasa keperawatan 
dalam kualitas dan volume yang tinggi. 
Melalui
 Evaluasi terhadap setiap pelaksanaan kerja staf, akan dapat membantu 
dalam proses penilaian kepuasan perawat, memperbaiki pelaksanaan kerja 
perawat, memberitahu perawat bahwa kerja mereka kurang memuaskan serta 
mempromosikan jabatan dan kenaikan gaji, mengenal pegawai yang memenuhi 
syarat penugasan khusus, serta menentukan palatihan dasar untuk karyawan
 yang memerlukan bimbingan khusus.
Dalam
 melaksanakan sistim penilaian kerja ini maka pimpinan perawat sebaiknya
 menetapkan orang yang akan bertanggung-jawab untuk mengevaluasi setiap 
pekerja.
Prinsip – prinsip penilaian 
Menurut Gillies(1996) untuk mengevaluasi staf secara tepat dan adil, sebaiknya mengamati prinsip-prinsip tertentu ;
§         Evaluasi
 pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja.Standar ini
 harus sudah disosialisasikan terlebih dahulu agar setiap staf 
mengetahui standar penilaian masung-masing
§         Perawat sebaiknya diberikan salinan deskripsi kerjanya, salinan standar pelaksanaan kerja, dan bentuk evaluasi 
§         Didalam
 menuliskan penilaian pelaksanaan kerja staf, sebaiknya menunjukan 
segi-segi dimana pelaksanaan kerja itu bisa dikatakan memuaskan, dan 
perbaikan apa yang diperlukan, dan jika diperlukan dijelaskan pula 
daerah mana yang harus diprioritaslan
§         Laporan evaluasi sebaiknya disusun dengan terencana 
 Proses Kegiatan Penilaian Kerja meliputi :
§         Merumuskan
 tanggung-jawab dan tugas yang harus dicapai oleh staf 
keperawatan.Rumusan ini harus sudah disepakati dan harus dapat 
memberikan kontribusi berupa hasil.
§         Menyepakati
 sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai oleh karyawan untuk
 kurun waktu tertentu dengan penempatan standar prestasi dan tolak ukur 
yang telah ditetapkan.Penilaian prestasi kerja dengan membandingkan 
prestasi yang sudah dicapai dengan standar ini.
§         Melakukan monitoring, koreksi, dan memberikan kesempatan serta bantuan yang diperlukan.
§         Memberikan umpan balik kepada staf yang dinilai.
Berbagai macam alat ukur atau instrumen dapat digunakan dalam evaluasi pelaksanaan kerja Staf keperawatan.  Agar
 efektif, alat evaluasi sebaiknya dirancang bersama-sama dengan seluruh 
staf di dalam organisasi Keperawatan, hal ini agar semua staf mengetahui
 bagaimana atasan akan menilai prestasi mereka masing-masing dan untuk 
menghindari  adanya unsur subyektifitas dalam penilaian.
Proses
 Keperawatan adalah metode di mana suatu konsep diterapkan dalam praktek
 keperawatan.Hal ini disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving 
yang memerlukan ilmu, teknik dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan
 untuk memenuhi kebutuhan pasien.Di dalam proses Keperawatan ini terdiri
 dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan.
Tahapan –tahapan di dalam proses keperawatan yaitu :
1.      Pengkajian Keperawatan 
2.      Diagnosa Keperawatan 
3.      Perencanaan Keperawatan
4.      Implementasi
5.      Evaluasi Keperawatan 
1. PENGKAJIAN
Pengkajian
 adalah tahap awal di dalam proses keperawatan dan merupakan suatu 
proses yang sistimatis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data 
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan Pasien.
Pengkajian
 merupakan dasar utama di dalam memberikan asuhan keperawatan oleh 
karena itu data yang diperoleh harus akurat, lengkap, sesuai dengan 
kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam merumuskan diagnosa 
keperawatan.
Perawat
 harus mengumpulkan data tentang status kesehatan Pasien secara 
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan.
Kriteria pengkajian keperawatan, meliputi :
1.      Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan fisik serta dari pemeriksaan penunjang
2.      Sumber data adalah Pasien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis, dan catatan lain.
3.      Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi 
§   Status kesehatan Pasien masa lalu
§   Status kesehatan Pasien saat ini
§   Status biologis-psikologis-sosial-spiritual
§   Respon terhadap terapi
§   Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
§   Resiko-resiko tinggi masalah
PENGUMPULAN DATA (PULTA)
Ada dua tipe data 
§         Data Subyektif :
Data
 yang didapatkan dari Pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu 
situasi dan kejadaian. Data ini bisa didapatkan dari riwayat keperawatan
 seperti persepsi Pasien, perasaan tentang status kesehatnnya. Informasi
 lainnya bisa didaptkan dari keluarga, konsultan, dan tenaga keehatan 
lainnya.
§         Data Obyektif 
Data yang didapatkan dari hasil observasi dan diukur.Informasi ini biasa didaptkan dari pemeriksaan fisik. 
Fokus dalam pengumpulan data 
§         Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
§         Pola koping sebelum dan sekarang
§         Fungsi status sebelumnya dan sekarang
§         Respon terhadap  terapi medis dan tindakan keperawatan
§         Resiko untuk masalah potensial
§         Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan Pasien.
Bagan Pengkajian
![]()  |   
   
  |   
Teknik Pemeriksaan fisik 
IPPA   : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi
1.      Inspeksi          :
 Proses observasi secara sistimatik. Observasi menggunakan indra 
penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai alat untuk mengumpulkan 
data
2.      Palpasi           : Observasi menggunakan indra peraba.
3.      Perkusi           : Observasi dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan tubuh
4.      Auskultasi : Observasi dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop
Pendekatan Pengkajian Fisik 
1.      Head to Toe         :
 Observasi dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke 
kaki.(keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, telinga,hidung, 
mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, 
genitalia, punggung.)
2.      ROS                      :
 Observasi melalui sistim tubuh secara keseluruhan.(keadaan umum, 
tanda-tanda vital, sistim cardiovaskuler, sistim persyarafan, sistim 
perkencingan, sistim pencernaan, sistim reproduksi)
FORMAT PENGKAJIAN
(Pengorganisasian berdasarkan pola fungsi kesehatan dari Gordon)
    
  |    
    
  |    
   
  |   
2. DIAGNOSA
Diagnosa
 keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana 
berdasarkan pengalamannya, dia mampu dan mempunyai wewenang untuk 
memberikan tindakan keperawatan. Perawat menganalisa data pengkajian 
untuk merumuskan diagnosa keperawatan.
Kriteria Diagnosa 
- Proses diagnosa terdiri dari Analisis data,interpretasi data,Validasi Data, Perumusan Diagnosa keperawatan.
 - Diagnosa keperawatan terdiri dari Masalah (P) : Menjelaskan masalah dan status kesehatan pasien secara jelas dan sesingkat mungkin; Penyebab (E) : Faktor klinik dan personal yang dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah ; dan Tanda atau Gejala (S), atau terdiri dari Masalah dan Penyebab (PE).
 - Bekerjasama dengan Pasien, dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi diagnosa keperawatan
 - Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru.
 
Kriteria Penulisan Diagnosa Keperawatan 
§         Tulis masalah Pasien/perubahan status kesehatan pasien
§         Masalah Klien didahului adanya penyebab dan keduanya dihubungkan dengan kata “sehubungan dengan”
§         Defenisi karakteristik.Jika diikuti dengan penyebab kemudian dihubungkan dengan kata “ditandai dengan”
§         Tulis istilah yang umum digunakan
§         Gunakan bahasa yang tidak memvonis
Contoh langkah-langkah dalam merumuskan diagnosa Keperawatan dan Dokumentasinya:
   
  |   
3. PERENCANAAN
Perencanaan
 meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau 
mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa 
keperawatan. Pada tahap ini Perawat membuat rencana tindakan keperawatan
 untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan Pasien.
Kriteria Perencanaan meliputi :
- Perencanaan terdiri dari
 
§   Penetapan prioritas masalah : Berdasarkan hasil pengkajian perawat harus  mampu mengidentifikasi respon pasien yang actual dan potensial yang memerlukan suatu tindakan.
§   Menuliskan Tujuan/Kriteria hasil :  Berdasarkan
 hasil diagnosa kemudian dituliskan bagaiman rencana tindakan yang akan 
diberikan kepada pasien. Sebagai contoh misalkan :
ü      Hasil
 Diagnosa : Perubahaan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang 
berhubungan dengan adanya kesukaran pasien untuk menguyah makanan 
ü      Perencanaan  : Mengkonsumsi 1800 kalori lembek dan makanan cair tiap 24 jam
§   Rencana tindakan keperawatan : Desain spesifik intervensi untuk membantu pasien dalam mencapai kriteria hasil.
§   Dokumentasi
 : Rencana tindakan yang sudah diimplementasikan harus ditulis dalam 
sebuah format agar dapat membantu perawat untuk memproses informasi yang
 didapatkan selama tahap pengkajian dan diagnosa keperawatan
- Bekerjasama dengan Pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan
 - Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan Pasien.
 - Mendokumentasi rencana keperawatan
 
Karakteristik Pendokumentasian :
§         Ditulis oleh perawat 
Rencana tindakan disusun dan ditulis oleh perawat professional yang mempunyai dasar pendidikan yang memadai.
§         Dilaksanakan setelah kontak pertamakali dengan klien
Segera
 setelah pengkajian, perawat harus memulai untuk mendokumentasikan 
diagnosa actual atau resiko, criteria hasil, dan rencana tindakan
§         Diletakkan di tempat yang strategis 
Rencana
 tindakan keperawatan harus disediakan bagi semua tenaga kesehatan yang 
terlibat.hal ini bisa diletakan pada catatan medis pasien, di tempat 
tidur atau di kantor perawat
§        Informasi yang baru
Semua
 komponen rencana tindakan harus selalu diperbaharui.Diagnosa 
keperawatan,kriteria hasil, dan rencana tindakan yang tidak valid harus 
direvisi.
    
  |    
4. PELAKSANAAN
Pada tahap Pelaksanaan  ini
 tugas Perawat adalah membantu pasien untuk mencapai tujuan yang telah 
ditetapkan.Tahap ini dimulai setelah rencana tindakan disusun.Perawat 
mengimplementasi tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan
 keperawatan 
Kriteria Implementasi :
- Bekerjasama dengan Pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
 - Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk meningkatkan status kesehatan Pasien
 - Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan Pasien
 - Melakukan supervise terhadap tenaga pelaksana keperawatan di bawah tanggung jawabnya.
 - Memberikan pendidikan pada Pasien dan keluarga mengenai konsep, ketrampilan asuhan diri serta membantu Pasien memodifikasi lingkungan yang digunakan
 - Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon Pasien.
 
Seluruh
 pelaksanaan tindakan keperawatan harus dikuti oleh pencatatan yang 
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses 
keperawatan.Setiap langkah di dalam pemberian tindakan atau intervensi 
harus ditandatangani oleh perawat yang melaksanakan tugas ini dan juga 
kepala ruangan sebagai penanggung-jawabnya.
5. EVALUASI
Evaluasi
 adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang 
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan 
pelaksanaanya sudah berhasil dicapai.
Perawat
 mengevaluasi kemajuan Pasien terhadap tindakan keperawatan dalam 
mencapai tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan.
Kriteria Evaluasi
- Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus-menerus
 - Menggunakan data dasar dan respon Pasien dalam mengukur perkembangan kearah pencapaian tujuan
 - Memvalidasi dan menganalisa data baru
 - Mendokumentasikan hasil evalusi dan memodifikasi perencanaan
 
Contoh Dokumentasi Asuhan Keperawatan
   
  |   
    
  | 






Tidak ada komentar:
Posting Komentar