Senin, 31 Januari 2011

AKEP KISTA BRONKOGENIC


BRONCHOGENIC CYST


A.    Definisi

Bronchogenic kista. Anteroposterior melihat pada konvensi ...

Tampilan anteroposterior pada radiograf konvensional menunjukkan massa di paru-jendela aorto.

Bronchogenic Cyst ( Kista Bronchogenic ) adalah lesi kongenital asal berasal dari foregut primitive dan kista umum utama sebagian besar mediastinum. Bronchogenic Kista adalah lesi kongenital diduga hasil dari tunas abnormal dari foregut ventral yang terjadi antara 26 dan 40 hari umur kehamilan. Tunas abnormal ini kemudian membedakan ke dalam kantong, berisi cairan buta-berakhir. Kebanyakan kista terletak di mediastinum, dekat carina trakea. kista Bronchogenic adalah hasil pembangunan anomali dari perut foregut, mereka biasanya tunggal tetapi mungkin banyak dan bisa diisi dengan cairan atau lendir. Mereka telah ditemukan sepanjang kursus trakeoesofagus, di situs perihilar atau intraparenchymal, dengan kesukaan untuk daerah di sekitar carina tersebut
 Paling sering unilocular, mereka berisi cairan bening atau, kurang umum, sekresi perdarahan atau udara. Mereka dibatasi oleh epitel silia kolumnar, dan dinding-dinding mereka sering mengandung tulang dan kelenjar mukosa bronkial. Hal ini tidak biasa bagi mereka untuk memiliki paten koneksi dengan saluran pernafasan, tapi ketika hadir, seperti komunikasi mungkin mempromosikan infeksi kista dengan membiarkan masuk bakteri.

Menurut literatur, intrapulmonary kista lebih sering terjadi di lobus bawah. Tapi dalam seri kami, 4 dari 6 kista intrapulmonary berada di lobus atas. Mereka dapat terjadi pada lokasi atipikal banyak, mulai dari leher ke dura mater spinalis, di bawah diafragma. Bronchogenic kista muncul sebagai massa bulat atau oval dengan garis halus dan biasanya unilocular dan noncalcified.

Pada bayi dan anak-anak kecil, kista ini dapat mengancam kehidupan ketika mereka menekan struktur vital. Pada bayi, presentasi awal mungkin gangguan pernapasan. Lebih dari setengah pasien asimtomatik.

B.     Etiology
Penyebab masih belum diketaghui secara jelas. Namun ada factor-faktor pendukung yang menyebabkan munculnya cysta bronkogenik antara lain sebagai berikut :
·         Akibat benturan pada darah thorak
·         Pengosumsian bahan-bahan kimia yang memicu terbentuknya kanker (kista dapat didefinisikan sebagai awal mula terbentuknya kanker), missal : asbes, nikotin dll
·         Infeksi dari penyakit lain terutama pada system pernafasan






C.    Patofisiology

Infeksi dari penyakit saluran pernafasan                                      Terpapar zat karsinogenik      


 

Tumbuh jaringan abnormal
pada bronkus


 

kompresi pd sal. Cerna                  kompresi pd sal. Nafas                        kompresi pd jantung






 

    obstruksi  sal. Cerna                      obstruksi sal. nafas                               ↓ curah jantung











 

disfagia               pola nafas inadekuat     G. pertukaran gas      G. perfusi jaringan






 

           ↓nafsu makan                                                                                              kelemahan
                G3 Nutrisi                                                                          
                                                                                                                                G. mobilitas
D.    Manifestasi Klinis

Kista bronchogenic tidak menunjukkan gejala dan temuan insidental pada radiografi, kista kebanyakan gejala-dan komplikasi lebih sering terjadi pada pasien simtomatik. Yang paling sering adalah gejala batuk, demam, sakit, dan dyspnea. Kompresi Tracheobronchial dan infeksi paru dapat terjadi pada anak-anak karena tracheobronchial pohon lunak relatif. Pada seri kami, 81% dari pasien menunjukkan gejala. kista bronchogenic biasanya bermanifestasi sebagai massa bola baik air atau jaringan lunak redaman.


E.     Pemeriksaan Penunjang
*      Radiografi Dada : Untuk mengetahui udara atau cairan yang ada di dalamnya.
*      CT Scan : Kista muncul sebagai lesi dengan batas-batas halus dan dinding tipis dan mungkin berisi sekret, nanah, atau darah.
*      Computed tomography : Untuk menunjukan ukuran dan posisi Bronchogenic Cyst.
*      Biobsi Jaringan
*      Ultrasonograpic
*      MRI
*      Esophagography: barium A menelan membantu untuk menentukan massa dan efeknya pada struktur berdekatan.

F.     Penatalaksanaan
Pengobatan Perawatan Bedah Kista Bronkogenik :
Bedah spesimen kista bronchogenic dipotong mengungkapkan lesi kistik dilapisi oleh epitel pernafasan.
*      Bedah reseksi dari semua gejala kista bronchogenic dianjurkan.
*      Pada bayi yang baru lahir dengan kista bronchogenic asimtomatik, intervensi bedah dianjurkan pada usia 3-6 bulan, yang memungkinkan untuk pertumbuhan paru-paru kompensasi.
*      Reseksi Thoracoscopic memiliki keunggulan utama yang termasuk rasa sakit kurang, cosmesis lebih baik, dan penurunan risiko peleburan tulang rusuk.
*      Konsultasi pra operasi anestesi dianjurkan, terutama pada bayi, karena perhatian dengan kompromi jalan napas dan pemantauan.
G.    Komplikasi
*     Efek massa
o    Kompresi pada saluran pencernaan bisa menyebabkan disfagia.
o    Kompresi jalan nafas, terutama jika kista hanya di bawah carina, dapat mengakibatkan gangguan pernapasan yang mengancam jiwa.
o    Kompresi jantung dan pembuluh darah besar dapat menyebabkan disritmia dan penyumbatan v. kava.
*     Kista yang berhubungan dengan komplikasi: Infeksi, pecah, perdarahan, dan kompresi yang umum. Sebuah risiko degenerasi ganas juga dicatat.
*     Lain: komplikasi melaporkan lainnya termasuk saluran napas-kista fistula, ulkus, dan perdarahan.
H.    Asuhan Keperawatan
*      Diagnosa Keperawatan

No
Diagnosa Keperawatan
1

2

3
4

5
Pola nafas tidak adekuat berhubungan dengan obstruksi jalan nafas

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplay oksigen kurang dari kebutuhan
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah jantung
Gangguan mobilitas berhubungan dengan kelemahan pasien akibat tidak terpenuhinya nutrisi dan oksigen jaringan

Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan obstruksi saluran cerna.


*      Asuhan Keperawatan
1.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplay oksigen kurang dari kebutuhan
Tujuan : : Pertukaran gas efektif.
Kriteria hasil :
Ü  Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.
Ü  Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab
Intervensi
Rasional
1.        Berikan posisi yang  nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
2.      Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.
3.      Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.

4.      Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru.
5.      Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
Dengan dokter, radiologi  dan fisioterapi.
Pemberian antibiotika.
Pemeriksaan sputum dan kultur sputum.
Konsul photo toraks.
1.      Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit
2.      Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.
3.      Untuk dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
4.      Untuk dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
5.      Untuk kolaborasi mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya


2.      Gangguan mobilitas berhubungan dengan kelemahan pasien akibat tidak terpenuhinya nutrisi dan oksigen jaringan

Tujuan            : Pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari optimal.
Kriteria Hasil :  Kebutuhan personal terpenuhi
                          Dapat melakukan gerakkan yang bermanfaat bagi tubuh.
Intervensi
Rasional
1.      Kaji kemampuan pasien dalam beraktivitas
2.      Beri motivasi pada pasien dan kelurga untuk melakukan mobilisasi sebatas kemampuan.
3.      Berikan latihan mobilisasi secara bertahap sesudah demam hilang.
1.      untuk mengetahui sejauh mana kelemahan yang terjadi.
2.      Agar pasien dan keluarga mengetahui pentingnya mobilisasi bagi pasien yang bedrest.
3.      Untuk menghindari kekakuan sendi dan mencegah adanya dekubitus.

3.      Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan obstruksi saluran cerna.
Tujuan ; Kebutuhan nutrisi adekuat
               Status nutrisi baik
Kriteria hasil :
Ü Menyebutkan makanan mana yang tinggi protein dan kalori
Ü Menu makanan yang disajikan habis.
Ü BB normal
Ü Peningkatan berat badan tanpa peningkatan edema

Intervensi
Rasional
1.   Kaji nutrisi Px.
2.   Anjurkan Px makan sedikit tapi sering.

3.   Timbang BB tiap 2 hari

4.   Ciptakan lingkungan dan suasana yang nyaman.
5.   Kolaborasi dalam pemberian Vitamin
1.   Untuk mengetahui intake dan output nutrisi Px.
2.   Untuk mempertahankan intake nutrisi px dan mengurangi mual.
3.   Untuk mengetahui penambahan dan pengurangan BB pasien.
4.   Lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan nafsu makan Px.
5.   Vitamin Untuk menambah nafsu makan pasien
























DAFTAR PUSTAKA


Lynda Juall, 2003, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.
Arif Mansjoer. Dkk (2001)., Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes CV Laprus FKUI.
Judith M. Wilkinson, 2007, buku saku diagnose Keperawatan. Edisi 7. EGC, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar